Jayapura (ANTARA) - Pebola voli putri Jawa Timur Khalisa Azilia Rahma memetik pengalaman berharga saat bertanding di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

“Di arena ini mental kami sangat teruji dan itu yang menjadi pengalaman berharga. Ya, masalah mental para pemain,” ujarnya ditemui di Jayapura, Selasa.

Pada ajang PON kali ini, tim bola voli putri Jatim gagal lolos dari fase grup sekaligus harus mengubur impian mencapai target medali.

Kendati belum berhasil, namun dara kelahiran Balikpapan, 1 Maret 1999 itu melihat kemajuan dan trend yang semakin meningkat dari pertandingan ke pertandingan.

“Skuad di PON kali ini rata-rata pemain yunior. Pengalaman ini juga menjadi modal berharga bagi tim untuk berbenah dan menjadi lebih baik di PON berikutnya,” kata Khalisa.

Di babak penyisihan grup X, Jatim dikalahkan Jateng dengan skor 1-3, kemudian kembali harus tertunduk usai dibekuk Jabar 0-3. Jatim hanya menang sekali saat melawan Papua Barat dengan skor 3-0.

Kegagalan tim asuhan Taufiq Hidayat tersebut berarti memperpanjang penantian Jatim meraih emas yang gagal dipersembahkan sejak PON XVI tahun 2004.

Terakhir, tim voli Jatim menyabet emas pada PON XV tahun 2000 di Surabaya. Pada PON XIX di Jabar tahun 2016, Jatim hanya mampu meraih medali perak usai dikalahkan tuan rumah di partai puncak.

Khalisa yang merupakan pemain Proliga asal klub Petrokimia Gresik tersebut meminta maaf kepada masyarakat Jatim karena ia dan kawan-kawan masih belum bisa berbuat banyak.

“Kepada warga Jatim, kami minta maaf karena belum sesuai harapan dan target. Tapi kami akan terus berbenah dan berhadap dukungan agar menjadi lebih baik,” ucap mahasiswi semester sembilan Jurusan Psikologi, Universitas Surabaya tersebut.

Baca juga: Pebola voli Medi akui tak gugup meski bela Jatim di tanah kelahiran
Baca juga: Tim voli putri Jabar siap raih hasil terbaik di lapangan terbaik
Baca juga: Tim bola voli putri DKI tak kesulitan kandaskan Sulut


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021