Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia Brasilia terus memantau keberadaan warga negara Indonesia di tiga negara bagian Brazil yaitu Rio de Janeiro, Sao Paulo, dan Minas Gerais yang dilanda banjir dan longsor.
Menurut keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Selasa, pemantauan itu dilakukan melalui sejumlah orang yang berada di kawasan tersebut.
Berdasarkan pantauan KBRI Brasilia, tidak terdapat korban jiwa dari WNI baik di Rio de Janeiro, Sao Paulo maupun Minas Gerais. Sao Paulo merupakan negara bagian dengan konsentrasi WNI terbanyak di Brazil yang menurut catatan KBRI, terdapat sekitar 118 warga.
Bagi warga negara Indonesia yang ingin mencari informasi mengenai kerabatnya di Brazil, KBRI Brasilia mempersilahkan masyarakat Indonesia menghubungi KBRI Brasilia di +55(61) 3443-8800, 3244-7069, 3244- 7614, serta Fungsi Protokol dan Konsuler di +55(61)3443-7197, atau Fungsi Politik di +55(61)812-66979.
Sebagaimana informasi di media massa, curah hujan yang tinggi yang berlangsung berhari-hari mengakibatkan bencana banjir dan longsor di sejumlah negara bagian Brazil, seperti Sao Paulo, Minas Gerais dan Rio de Janeiro.
Bencana dengan dampak terparah terjadi di negara bagian Rio de Janeiro, terutama di kota Teresopolis, sekitar 87 km dari pusat kota Rio de Janeiro, Petrolopis, sekitar 65 km dari pusat kota Rio de Janeiro, dan Nova Friburgo, sekitar 87 km dari pusat kota Rio de Janeiro.
Hingga Senin (17/1) jumlah korban tewas akibat banjir parah dan tanah longsor di Brazil meningkat menjadi 655 karena militer menggiatkan upaya untuk mencapai penduduk yang terisolasi di dekat Rio De Janeiro dengan helikopter.
Menurut laporan media, sebanyak lebih dari 1.500 anggota penolong yang terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Udara, Polisi serta Pemadam Kebakaran ditugaskan untuk mengatasi bencana yang terparah dalam sejarah Brazil tersebut.
Negara bagian Rio de Janeiro sementara ini telah memulai peringatan duka cita selama tujuh hari bagi para korban dengan menambahkan tiga hari waktu peringatan duka cita nasional yang diumumkan oleh Presiden Dilma Rousseff.
Jumlah korban sepertinya meningkat jauh karena sejumlah jalan dibersihkan agar buldoser dapat mencapai desa yang terisolasi selama enam hari setelah tanah longsor menimpa mereka. Akses ke daerah tersebut masih sulit sehingga upaya penyelamatan dan evakuasi korban masih belum maksimal.
(TZ.G003/N002/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011