New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak `rebound` (berbalik naik) di New York pada Rabu waktu setempat setelah enam sesi berturut-turut turun karena bank sentral Amerika Serikat mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga sangat rendah dan melanjutkan pembelian obligasi untuk membantu perekonomian.
Setiap barel minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret berakhir pada 87,33 dolar AS, 1,14 dolar lebih tinggi dari penutupan Selasa.
Di London, satu barel minyak mentah Brent North Sea naik 2,66 dolar menjadi menetap di 97,91 dolar.
Harga minyak naik karena penentu kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya pada nol hingga 0,25 persen, menunjuk berlanjutnya pemulihan ekonomi AS yang lemah.
FOMC juga menegaskan kembali komitmen untuk program "pelonggaran kuantitatif" yang menempatkan miliaran dolar ke ekonomi melalui pembelian obligasi pemerintah untuk merangsang pertumbuhan lebih lanjut.
Pedagang di London dan New York mengabaikan laporan pemerintah AS sebelumnya pada yang menunjukkan stok minyak mentah nasional telah naik untuk kedua minggu berturut-turut, dengan selisih (margin)yang lebih besar dari perkiraan.
"The bears (kelesuan) ini dicabut keluar dengan sebuah (ambil) keuntungan, dan investor baru masuk ke dalam pasar," jelas Rich Ilczyszyn dari Lind-Waldock.
"Anda punya alasan teknis mendapatkan pembeli terlibat, dan kemudian Anda telah mendapat pernyataan The Fed."
"Pelonggaran kuantitatif masih di atas meja."
Namun demikian kenaikan besar stok minyak mentah AS mengejutkan para analis.
Departemen Energi AS (DoE) mengatakan persediaan minyak mentah melonjak 4,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 21 Januari dibandingkan dengan ekspektasi analis 900.000 barel, menurut jajak pendapat oleh Dow Jones Newswires.
DoE menambahkan bahwa stok bensin AS melompat 2,4 juta barel minggu lalu.
"Ada banyak minyak di luar sana," kata analis minyak PFG Best, Phil Flynn.
"Semua orang berbicara tentang peningkatan permintaan, yang benar, tetapi kita lebih baik siap untuk memenuhi permintaan."
Juga dilihat sebagai bullish (gairah) untuk harga adalah Presiden AS Barack Obama pada Selasa menyerukan untuk membekukan kebebasan menentukan pengeluaran dan pemotongan pajak federal untuk bisnis.
"Harga rebound, didukung oleh optimisme perbaikan pada kondisi ekonomi AS, setelah Presiden Obama mengusulkan memotong tarif pajak korporasi serta celah scrapping," kata analis Sucden Myrto Sokou. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011