Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengajukan surat usulan kepada pimpinan parlemen agar publikasi Pandora Papers, yang mencantumkan sejumlah tokoh di Malaysia, diperdebatkan di parlemen.
"Mencermati keterbukaan Pandora Papers tadi pagi, saya telah mengirimkan mosi berdasarkan Tata Tertib 18 (1) Peraturan Parlemen kepada Ketua Parlemen," katanya dalam pernyataan di Kuala Lumpur, Senin.
Pihaknya mendesak Dewan Rakyat (DPR) untuk segera memperdebatkan masalah mendesak itu karena telah menyebut beberapa nama besar di tanah air.
"Saya yakin hal ini juga untuk kepentingan rakyat karena juga menyebut nama-nama pemerintah dan tokoh politik oposisi. Saya meminta agar mosi ini dipertimbangkan dan disahkan untuk diperdebatkan," katanya.
Dalam surat yang ditujukan kepada Ketua Dewan Rakyat Azhar Azizan Harun, Anwar Ibrahim mengusulkan agar dewan membahas kemungkinan transaksi keuangan yang menyalahi undang-undang.
Anwar Ibrahim mengatakan laporan Pandora Papers yang dipublikasikan (3/10) telah menyebut nama-nama warga Malaysia yakni Menteri Keuangan Zafrul Tengku Abdul Aziz, Wakil Menteri Keuangan Yamani Hafez Musa, mantan Menteri Keuangan Daim Zainuddin, anggota parlemen Bagan Datuk, Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi, dan anggota parlemen Selayang, Willian Ong.
"Ini perkara berkaitan orang banyak karena laporan Pandora Papers menyebut nama-nama tokoh politik yang menjadi anggota kabinet Perdana Menteri Ismail Sabri dan beberapa anggota parlemen sehingga memberi persepsi buruk kepada masyarakat," kata Presiden PKR tersebut.
Baca juga: ASEAN - Tiongkok bicarakan perlindungan informasi
Baca juga: Perdana Menteri Ismail Sabri tegaskan kembali Malaysia menuju endemi
Anwar Ibrahim Puji Demokrasi Di Indonesia
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021