Athena (ANTARA News/AFP) - Sejumlah orang bersenjata menculik dua perwira kapal barang Yunani yang berada di pelabuhan Nigeria, Rabu, dan melukai dua orang awak, kata polisi pelabuhan Yunani dalam sebuah pernyataan.
Serangan di kapal Perseas itu terjadi pada Rabu pagi di pelabuhan Onne di wilayah bergolak Delta Niger yang kaya minyak, kata polisi.
Dua pelaut Mesir yang terluka dalam serangan itu dibawa ke rumah sakit di Onne dan nyawa mereka tidak dalam bahaya, kata pernyataan itu.
Kelompok bersenjata itu menangkap kapten kapal yang berkebangsaan Ukraina dan warga Yunani yang menjadi kepala kamar mesin, tambah pernyataan itu.
Kapal Perseas yang bebendera Saint Vincent dikelola oleh persahaan Trinto Maritime SA yang berkantor di luar Athena.
Itu merupakan serangan kedua di kawasan itu dalam waktu kurang dari sepekan. Jumat pagi, sejumlah orang menculik seorang pekerja minyak Mesir di daerah dekat terminal ekspor minyak Bonny setelah menguasai kapal perbekalan selama beberapa jam, kata militer Nigeria.
Penculikan telah menjadi bisnis besar di Delta Niger dan wilayah tenggara Nigeria karena penculik seringkali menuntut uang tebusan dari korban atau keluarga mereka.
Delta Niger sejak 2006 dilanda kerusuhan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menyatakan berjuang untuk pembagian lebih besar dari kekayaan minyak di kawasan itu bagi penduduk setempat.
Kerusuhan itu telah menurunkan ekspor minyak Nigeria menjadi 1,8 juta barel per hari, dari 2,6 juta barel tiga setengah tahun lalu.
Geng-geng kriminal juga memanfaatkan keadaan kacau dalam penegakan hukum dan ketertiban di wilayah itu. Lebih dari 200 warga asing diculik di kawasan delta tersebut dalam dua tahun terakhir. Hampir semuanya dari orang-orang itu dibebaskan tanpa cedera.
Nigeria adalah produsen minyak terbesar Afrika namun posisi tersebut kemudian digantikan oleh Angola pada April tahun 2008, menurut Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Pada Juni 2009, almarhum Presiden Nigeria Umaru Yar`Adua melakukan salah satu upaya paling serius untuk mengendalikan kerusuhan yang membuat Nigeria gagal memproduksi lebih dari duapertiga kapasitas minyaknya, sehingga negara itu rugi milyaran dolar, dengan menawarkan amnesti tanpa syarat kepada gerilyawan.
Lebih dari 15.000 gerilyawan di daerah penghasil minyak Delta Niger dikabarkan telah menyerahkan senjata mereka dan menerima pengampunan tanpa syarat berdasarkan program presiden tersebut.
Program amnesti tawaran Yar`Adua itu, yang diberlakukan dari 6 Agustus hingga 4 Oktober 2009, bertujuan melucuti senjata militan, mendidik dan merehabilitasi militan dan penjahat di Delta Niger. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011