Jakarta (ANTARA News) - Direktur Amerika Selatan dan Karibia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Prayono Adiyanto, mengatakan Brasil merupakan mitra dagang utama Indonesia di wilayah Amerika Latin.

"Pada tahun 2009, Brasil merupakan mitra ekspor Indonesia nomor 22 dan mitra impor Indonesia nomor 14. Sementara nilai perdagangan kedua negara telah melampaui 1 miliar dolar sejak 2006," katanya dalam sebuah Diskusi "Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia-Brazil" pada Rabu (26/1) di Jakarta.

Menurut Prayono, setelah berakhirnya masalah Timor Leste, kerja sama di bidang politik antara kedua negara cukup intensif, terutama saling dukung pencalonan masing-masing untuk posisi penting di berbagai organisasi internasional.

"Data Kementerian Perdagangan Indonesia menunjukkan produk-produk ekspor utama Indonesia ke Brazil adalah minyak kelapa sawit, biji coklat, karet, benang poliester, suku cadang kendaraan bermotor, sepatu dan kopi, sedangkan impor utama kita adalah tebu, gandum, minyak kedelai, kapas, lempengan besi, bijih besi dan kopi instan," katanya.

Data itu menunjukkan, pada periode Januari-Oktober 2010 nilai perdagangan kedua negara mencapai 2,28 miliar dolar AS atau naik sebesar 43 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sementara surplus perdagangan Indonesia sebesar 96,44 juta dolar AS.

"Kedua negara juga telah membahas MoU di bidang pertanian, perpajakan dan ekstradisi, serta sejumlah bentuk kerja sama bilateral lain yang terus meningkat," kata Prayono.

Sementara Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri, Teiseran Foun Cornelis, kemunculan Indonesia dan Brazil sebagai negara anggota G20 mempererat hubungan bilateral kedua negara, yang telah berlangsung baik selama hampir 60 tahun.

"Brazil memiliki posisi sebagai negara destinasi dan hub di Amerika Selatan, sedangkan Indonesia sebagai pemain penting di wilayah Asia Tenggara," kata Cornelis dalam kesempatan yang sama.

Menurut Cornelis potensi yang ada pada kedua negara, Indonesia dan Brazil, seharusnya menjadikan kedua negara sebagai solusi global sehingga tidak terlibat dalam konflik sumber daya alam yang berpotensi menjadi bentrokan antar manusia ke depannya.

"Brazil sebagai negara Katolik terbesar di dunia dan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, dapat menjembatani celah yang ada dalam hubungan Barat-Islam," katanya.

Sebagai tindak lanjut dari Rencana Aksi Pelaksanaan Deklarasi Kemitraan Strategis tahun 2009, Kementerian Perdagangan RI dan Kementerian Pembangunan, Industri dan Perdagangan Luar Negeri Brasil telah sepakat untuk membuat MoU mengenai pendirian kelompok kerja di bidang promosi perdagangan dan investasi.(*)

(T.KR-PPT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011