Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI Nurhayati Ali Assegaf menyesalkan adanya gerakan yang menamakan koin untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Itu sama sekali tak santun, masa` presiden disamakan dengan yang lain," katanya di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu.
Dia menegaskan bahwa presiden adalah simbol negara. "Koin untuk presiden ini, saya tidak tahu, siapa pun yang memulai, tapi ini sangat tidak etis dan pelecehan," katanya.
Nurhayati yang juga Ketua DPP Partai Demokrat mengimbau kepada setiap warga negara Indonesia untuk menghormati presidennya. Boleh mengkritik tapi sifatnya membangun.
"Tapi ini benar-benar merendahkan Presiden. Bagaimana bangsa lain mengormati kita kalau kita sendiri tak menghormati pemimpin sendiri," kata anggota Komisi I DPR RI ini.
Dia menyatakan, agama apapun tidak membenarkan melecehkan pemimpinnya.
"Saya berharap masyarakat tidak menanggapi. Berikan sanksi sosial kepada orang-orang yang melakukannya. Apalagi dilakukan oleh anggota dewan yang katanya terhormat," katanya.
Dia menyayangkan ada anggota DPR juga melakukan hal itu. "Orang boleh tidak suka kepada Presiden dan boleh mengkritik. Tetapi cara mengkritik seperti itu menunjukkan profesionalisme orangnya," katanya.
Kalau anggota DPR telah membuat itu, dia menilai, hal itu aneh dan bagaimana seorang anggota DPR yang wakil rakyat ternyata membodohi rakyatnya. Mereka justru melakukan pelanggaran HAM.
"Saya melakukan protes keras kepada orang-orang yang melakukan itu," katanya.
Dia menyatakan, koin untuk presiden itu adalah pelecehan kepada negara karena simbol negara dipermalukan.(*)
(T.S023/I007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Substansi Pokok Permasalahan dari sebab dan akibat , dari pidato seorang Negarawan . !!!.