Merauke (ANTARA) - Cabang olahraga gulat akan memeriahkan Pekan Olahraga Nasional XX Papua pada 8-14 Oktober nanti di GOR Futsal KONI, Merauke.
Sebanyak 18 medali emas diperebutkan selama satu pekan perhelatan cabang olahraga gulat yang akan memainkan nomor gaya bebas dan Greco-Roman.
Berikut ini panduan singkat memahami peraturan dasar atau tata cara pertandingan gulat:
Peraturan Uni Gulat Dunia menyebutkan bahwa di gulat gaya bebas, pegulat diperbolehkan menyengkeram kaki lawan, menjegal dan menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan setiap aksi.
Sedangkan di Greco-Roman, pegulat dilarang menyengkeram bagian tubuh lawan di bawah garis sabuk atau menjegal dan menggunakan kaki untuk melakukan serangan.
Baca juga: Mengacu ke peraturan internasional, gulat tiadakan perunggu ganda
Gulat gaya bebas
Gulat gaya bebas dipertandingkan antara dua pegulat dengan berat badan serupa di atas matras karet berdiameter sembilan meter.
pegulat mengenakan seragam merah atau biru di pertandingan. Di nomor freestyle, pegulat dapat menyerang semua bagian tubuh dan menggunakan semua bagian tubuh untuk menjatuhkan lawan. Hal ini berarti akan banyak bagian yang diserang, demikian pula yang dipertahankan.
Pegulat harus mencoba menjatuhkan lawan sehingga punggung atau kedua tulang belikatnya menyentuh lantai secara serentak.
Apabila seorang pegulat dapat menahan kedua pundak lawan di matras selama satu detik, wasit akan menghentikan pertandingan dan dia akan langsung memenangi pertandingan. Ini dikenal dengan winning by fall, atau winning by pin.
Namun apabila tak ada satupun pegulat yang mampu menjatuhkan lawannya, mereka dapat mengumpulkan poin untuk memenangi laga.
Ada lima cara untuk meraih poin. Apabila seorang pegulat dapat menjatuhkan lawan di atas matras dengan memegang kendali, hal itu disebut takedown dan bernilai antara dua hingga lima poin.
Jumlah poin bergantung dari jenis takedown, misalnya bantingan yang sangat keras bisa bernilai poin maksimal lima.
Pegulat yang berada dalam posisi bertahan dan dapat meloloskan diri dari cengkraman lawan berhak mendapat satu poin.
Apabila dalam posisi bertahan pegulat datang dari bawah dan mengambil alih serangan ke atas lawan, maka dia akan mendapat satu poin.
Pegulat yang menahan punggung lawan di atas lantai dan mengambil kendali secara dominan, ini disebut exposure dan bernilai dua hingga tiga poin, tergantung rentang waktu sang pegulat hampir mengunci lawannya.
Bila seorang pegulat melakukan gerakan ilegal, maka wasit dapat memberikan poin kepada lawannya.
Gulat gaya bebas dipertandingkan dalam dua babak yang masing-masing berdurasi tiga menit.
Apabila tidak ada pegulat yang menang dengan mengunci lawannya, maka atlet yang mengumpulkan poin tertinggi di akhir kedua babak berhak menang.
Jika skor berakhir imbang, wasit dan juri akan membuat keputusan berdasarkan siapa pegulat yang lebih superior.
Sejumlah istilah teknis yang sering muncul di gulat, antara lain caution, yaitu ketika seorang pegulat melakukan gerakan ilegal, melanggar salah satu peraturan, atau tidak ingin bergulat, maka wasit akan menghadiahkan caution dan atau penalti poin kepadanya.
Pertandingan dihentikan ketika kaki pegulat keluar dari lingkaran, dia akan diperingatkan dan satu poin dihadiahkan kepada lawannya. Hal ini disebut out of bounds.
Ada kalanya pegulat melarikan diri atau menolak untuk bergulat, ini disebut passivity dan dia akan mendapat peringatan serta satu poin dihadiahkan ke lawan.
Wasit dapat pula memerintahkan kedua pegulat dalam posisi Par Terre menyusul suatu peringatan atau apabila salah satu pegulat pasif bermain selama dua menit tanpa mencetak poin.
Pegulat yang melanggar akan berada di bawah dengan kedua tangan dan lutut menyentuh lantai, sedangkan lawan bergulat dari posisi atas sebelum wasit meniup peluit untuk melanjutkan pertandingan dengan posisi demikian.
Di gulat gaya bebas, apabila salah satu pegulat memiliki keunggulan 10 poin atas lawannya, wasit akan langsung menghentikan pertandingan dan pegulat itu akan menang dengan status technical superiority atau technical fall.
Pegulat juga dapat memenangi pertandingan apabila lawannya cedera dan tidak bisa meneruskan laga, demikian pula apabila seorang pegulat tidak dapat memulai laga, maka lawan akan otomatis menang.
Apabila pegulat mendapat tiga kali peringatan atau dilarang meneruskan permainan oleh wasit, maka lawan akan menang berkat diskualifikasi.
Baca juga: Irma Apriyanti optimistis raih emas gulat di PON Papua
Baca juga: Tiga bersaudara jadi tumpuan gulat kaltim raih emas PON
Greco-Roman
Berbeda dengan gulat gaya bebas, pegulat gaya Greco-Roman diperbolehkan menggunakan hanya batang tubuh atau tubuh bagian atas untuk menjatuhkan lawan, dilarang menggunakan kaki atau menyerang kaki lawan.
Peraturannya kurang lebih sama, namun di Greco-Roman seorang pegulat harus memenangi sedikitnya dua babak. Jadi apabila tidak ada yang bisa mengunci lawan, pegulat yang unggul di dua babak dinyatakan menang.
Apabila masing-masing pegulat memenangi satu babak, maka pertandingan dilanjutkan ke babak ketiga sebagai penentuan.
Oleh karena itu, pegulat memiliki peluang memenangi pertandingan meskipun ia kalah skor dari lawannya.
Kemudian perbedaan lain dari gaya bebas, yakni di Greco-Roman terdapat period format yang dibagi kedalam sub-period berdurasi satu menit.
Di menit pertama, para pegulat memulai pertandingan dengan posisi netral. Setelah satu menit, wasit akan memerintahkan kedua pegulat start dalam posisi Par Terre, dengan pegulat yang mencetak skor tertinggi berada di posisi atas.
Setelah satu menit, mereka bergantian posisi untuk melakukan Par Terre lagi.
Pegulat Greco-Roman juga dapat langsung menang karena superioritas setelah mengumpulkan gap delapan poin dari lawannya.
Baca juga: Kalsel andalkan Fahriansyah dulang emas gulat PON Papua
Baca juga: Tim gulat DKI Jakarta targetkan satu emas pada PON Papua
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021