Jakarta (ANTARA News) - Rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu dan menguat meski tipis bersama mata uang lain di kawasan Asia.

Di pasar uang spot antarbank Jakarta Rabu sore rupiah berada pada kisaran 9.028 per dolar AS, hanya naik 2 poin dari posisi penutupan hari sebelumnya 9.030 per dolar AS.

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan, nilai tukar rupiah dan mata uang Asia lainnya ditutup menguat terhadap dolar AS kendati harga minyak mentah sebelumnya ditutup turun.

"Menguatnya mata uang Asia lainnya memberi sentimen positif pada kurs mata uang dalam negeri," kata dengan menambahkan bahwa penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini turut menjadi pemicu positifnya kurs mata uang Indonesia.

"Namun, minimnya sentimen positif diperkirakan akan membatasi penguatan rupiah selanjutnya," katanya.

Rupiah dapat kembali bergerak melemah pada perdagangan selanjutnya seiring investor mengantisipasi pidato Obama dan data "consumer confidence" di bulan Januari yang lebih baik dari ekspektasi.

"Kami perkirakan penguatan rupiah masih rentan dan temporer. Tren "bearish" (melemah) masih cukup kuat karena investor global cenderung dalam posisi cash untuk peluang yang lebih baik," kata Lana.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan mata uang dalam negeri menunjukkan fundamental ekonomi kawasan Eropa dan AS sedikit berjalan lambat, maka pelaku pasar uang kembali menempatkan dananya dalam bentuk rupiah.

Ia menambahkan, dengan menguatnya rupiah menandakan posisi dana asing masih berada di dalam negeri. Penguatan rupiah memberikan sinyal positif kedepan dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Sementara, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 14 poin ke posisi 9.038 dibanding sebelumnya sebesar 9.052.

(KR-ZMF/B012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011