Atambua (ANTARA) - Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Batalion Infantri 742/Satya Wira Yudha, Letnan Kolonel Infantri Bayu S Untoro, mengatakan, aktivitas yang paling menonjol di wilayah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste adalah penyelundupan barang.
"Gangguan di wilayah perbatasan Timor Leste itu yang paling menonjol menurut saya kalau gangguan sebenanya tidak ada. Hanya beberapa masyarakat yang masih melakukan upaya-upaya penyelundupan barang. Itu yang mungkin saat ini masih sering dilakukan masyarakat, baik dari Indonesia maupun yang dari Timor Leste itu sendiri," kata dia, kepada ANTARA, di Atambua, Senin.
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan gangguan keamanan yang paling menonjol di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste selama ini sepanjang 128,8 km.
"Kalau gangguan-gangguan keamanan, semisal kontak senjata dan sebagainya sama sekali tidak ada. Hanya aktivitas penyelundupan barang yang masih berlangsung," katanya.
Barang-barang yang biasa diselundupkan itu terdiri dari berbagai macam kategori. "Biasanya kalau barang yang dari Indonesia itu berupa barang elektronik. Kemarin kami sempat menangkap ada lima handphone, iPhone itu yang akan diselundupkan ke Timor Leste," katanya.
"Selain itu bahan-bahan sembako dan obat-obatan dan juga bahan bakar yang masih sering diselundupkan oleh masyarakat kita untuk ke Timor Leste. Kalau bahan bakar ini lebih cenderung minyak tanah, tapi kalau dari Timor Leste sendiri itu yang pernah beberapa kali kami tangkap itu rata-rata sosis, minuman keras, kemudian ada baju-baju bekas yang akan dijualbelikan lagi di Indonesia," katanya.
Selain, kata dia, kayu cendana dan tembakau yang masih sering dari Timor Leste.
Terakhir kata dia, personil TNI berhasil menggagalkan penyelundupan kuda. "Ada kuda. Total kami sudah mendapatkan 18 kuda. 18 kuda dari Timor Leste yang akan diselundupkan di Indonesia. Lumayan, ke-13 kuda itu kalau ditotal, setelah kita melakukan pemeriksaan secara singkat itu mencapai Rp 91 juta," katanya.
Sedangkan kelima iPhone itu, kata dia, "Karena keuntungannya memang lebih besar. satu handphone itu berkisar antara Rp5 juga atau Rp6 juta."
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021