Tripoli, Lebanon (ANTARA News/AFP) - Keamanan tetap diperketat di Lebanon, Rabu, saat beberapa sekolah masih ditutup, namun lalu lintas telah kembali normal menyusul `hari kemarahan` atas terpilihnya seorang perdana menteri yang didukung Hizbullah.

Kehadiran banyak tentara itu bisa dilihat di seluruh negeri pada saat toko-toko dibuka kembali, namun beberapa sekolah internasional tetap ditutup karena mengkhawatirkan pecahnya demonstrasi lain.

Pasukan anti huru-hara berpatroli di jalan-jalan Beirut dan kota pelabuhan utara Tripoli, sebuah benteng Sunni dan kota kelahiran perdana menteri Najib Mikati yang telah dinominasikan untuk jabatan perdana menteri oleh Hizbullah yang didukung Iran dan sekutu-sekutunya.

Spanduk bertuliskan "Mikati, ditunjuk oleh Khamenei," pemimpin tertinggi Iran, masih berkibar di Tripoli pada Rabu, saat tank-tank dikerahkan di luar rumah dan kantor Mikati.

Warga Tripoli mengatakan mereka juga berencana mendirikan tenda di lapangan kota petang hari untuk memprotes pengangkatan perdana menteri baru itu.

Demonstrasi menentang pengangkatan Mikati berubah menjadi kekerasan, Selasa, saat pengunjukrasa membakar ban dan memblokir sementara jalan-jalan raya utama.

Para demonstran mengamuk di Tripoli, mereka membakar sebuah mobil van Al-Jazeera, sedangkan di ibukota, para pemrotes melempar batu dan mengacungkan tongkat menyerang media yang dianggap dekat dengan Hizbullah.

Para pendukung perdana menteri terguling Saad Hariri, yang didukung Arab Saudi dan Amerika Serikat, memandang penunjukan Mikati sebagai tawaran kelompok pejuang Syiah untuk memaksakan pilihan mereka bagi perdana menteri, sebuah pos yang dicadangkan untuk Sunni.

Mikati sendiri adalah seorang Muslim Sunni, tetapi dipandang para pendukung Hariri sebagai pengkhianat.

Penunjukannya sebagai perdana menteri terjadi setelah Hizbullah dan sekutu-sekutunya menumbangkan pemerintah Hariri dalam sengketa panjang mengenai pengadilan PBB untuk menyelidiki pembunuhan mantan perdana menteri Rafiq Hariri, ayah Saad Hariri pada 2005.

Pengadilan Khusus yang berbasis di Belanda untuk Lebanon dilaporkan siap mendakwa anggota Hizbullah terlibat dengan pembunuhan Hariri.

H-AK/M016

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011