Jakarta (ANTARA) - Mantan gelandang Korea Selatan Park Ji-sung mendesak penggemar Manchester United berhenti menyanyikan lagu tentang dirinya yang berisi stereotip negatif tentang negaranya.
Pria 40 tahun itu mengatakan, lagu tersebut memiliki referensi tentang orang Korea yang memakan daging anjing, hal tersebut menyebabkan ketidaknyamanan saat dia berada di United.
Park tampil lebih dari 200 pertandingan untuk United pada 2005 hingga 2012, membantu mereka memenangi empat gelar Liga Premier dan Liga Champions pada 2008.
Park mengatakan, dirinya diminta untuk berbicara setelah mendengar penggemar United menyanyikan lagu tersebut di Molineux pada Agustus, ketika Wolverhampton Wanderers meluncurkan pemain baru Hwang Hee-chan dari Korea Selatan.
Baca juga: Suporter 50 tahun dilarang West Brom ke stadion karena terbukti rasis
Baca juga: Wolves dapatkan Hwang Hee-chan dari RB Leipzig
"Saya tahu bahwa penggemar United tidak bermaksud menyinggung dia melalui lagu itu, tetapi saya harus mendidik para penggemar untuk menghentikan perkataan yang akhir-akhir ini menjadi penghinaan rasial kepada orang-orang Korea," ujar Park kepada podcast klub, dikutip dari laman resmi Reuters, Senin.
"Mendengarkan nyanyian tersebut bahkan 10 tahun kemudian, saya merasa kasihan kepada yang lebih muda karena mereka harus mengatasi ketidaknyamanan yang saya rasakan saat itu.
"Di Korea, banyak hal telah berubah. Memang benar bahwa secara historis kami telah memakan daging anjing, tetapi akhir-akhir ini, terutama generasi muda, mereka sangat tidak menyukainya. Itu menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang Korea ketika mereka mendengar lagu itu." tambah Park.
Dijuluki "Three Lunged Park" oleh penggemar karena permainan yang luar biasa, gelandang Korea Selatan ini pensiun pada 2014 sebagai pemain Asia yang paling banyak mendapat penghargaan dengan 19 trofi.
Baca juga: Manchester City keluhkan penggemar Liverpool atas insiden meludah
Baca juga: Watford resmi pecat Xisco Munoz, Ranieri diperkirakan jadi pengganti
Pewarta: Gheovano Alfiqi/Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021