Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden Republik Indonesia, HM Soeharto menjadi salah satu tokoh Asia penting di abad 20, antara lain karena dia mampu menjadikan negara yang dipimpinya masuk deretan `macan ekonomi`.
Demikian benang merah kesimpulan sementara diskusi melalui jaringan media `online` yang digelar Institut Studi Nusantara (ISN) bersama sejumlah elemen masyarakat di Jakarta, Selasa.
Sekretaris ISN, Ferrol Warouw selaku pimpinan diskusi kepada ANTARA mengaku kaget dengan antusiasme para peserta melalui jejaringnya masing-masing, baik dari dalam maupun luar negeri.
Diskusi melalui jejaring media `online` maupun jejaring sosial lainnya ini, sebenarnya dilaksanakan bertepatan dengan menjelangnya peringatan wafatnya pak Harto, 27 Januari 2011 mendatang.
"ISN melalui jaringan media `online`, di antaranya `Parlemennews.com`, juga melakukan `polling` pendapat serta menyerap berbagai aspirasi dan pandangan masyarakat se-Nusantara, sejak pukul 14.00 hingga 17.00 WIB," ungkapnya.
Dijelaskan pula, diskusi ini mengangkat tema "Kontroversi Gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto", dengan mengajukan pula beberapa pertanyaan seputar tema diskusi yang diangkat.
"Beberapa pertanyaan yang mengemuka, antara lain menyangkut, pertama, `Layakkah gelar pahlawan nasional melekat pada sosok Soeharto?`, kedua, bagaimana pendapat Anda tentang penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional, lalu ketiga, Setujukah Anda mengheningkan cipta mengenang wafatnya Suharto pada tanggal 27 Januari 2011," ujarnya.
Dari hasil diskusi tersebut, menurutnya, lebih banyak peserta diskusi sepakat, Soeharto layak mendapat gelar Pahlawan Nasional, dan pantas pula gelar `Bapak Pembangunan` melekat sebagai `legacy`-nya.
"Tentu ini mengagetkan kami, karena di antara para peserta diskusi itu, ada yang baru lahir 10 tahun sebelum Pak Harto lengser," ungkap Octa Rasubala, koordinator pengumpulan pendapat melalui `online`.(*)
(T.M036/J006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011