Washington (ANTARA News) - Orang yang diangkat Presiden Barack Obama untuk mengambil tindakan keras terhadap aliran keuangan ke Iran mengundurkan diri, Senin, yang merupakan kehilangan pemain penting dalam usaha Amerika Serikat untuk menekan Teheran menyangkut program nuklirnya.
Pengunduran diri Stuart Levey dari perannya sebagai wakil menteri keuangan untuk urusan terorisme dan intelijen keuangan terjadi saat Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya agaknya akan mendesak sanksi-sanksi lebih keras terhadap Iran.
Itu mungkin berarti pengganti Levey nanti memiliki perjuangan lebih besar.
Satu pertemuan di Istanbul membicarakan program nukir Iran yang melibatkan negara-negara penting dunia dan para pejabat Iran gagal menghasilkan satu kemajuan atau persetujuan. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengemukakan kemungkinan tekanan lebih meningkat terhadap Iran.
Obama mengangkat wakil Levey, David Cohen untuk menggantikan dia. Cohen harus disetujui Senat.
Para pejabat AS menegaskan mereka merasa penggantian staf itu tidak akan membendung momentum bagi usaha tekanan keuangan terhadap Iran atau menghambat akses kelompok-kelompok garis keras pada sumber-sumber uang internasional.
"Itu tidak akan berpengaruh pada kebijakan atau kemampuan kami untuk melaksanakan kebijakan presiden itu," kata Menteri Keuangan Timothy Geithner. "David datang ke departemen keuangan dengan pengalaman yang luas dan telah bekerja dengan pihak Levey dalam dua tahun belakangan ini."
Levey, yang pernah duduk dalam pemerintahan Presiden George W. Bush telah membangun hubungan perbadi dengan para pejabat di ibu-ibu kota luar negeri, dan pemerintah Obama menganggap usaha-usaha dia sangat berhasil.
Dalam wawancara dengan Reuters bulan ini, Levey mengatakan ia merasa ada kesadaran yang meningkat di kalangan sekutu=sekutu AS tentang perlunya untuk mengurangi pendapatan minyak Irak untuk melambatkan usahanya memiliki senjata-senjata nuklir.
Ia juga mengatakan kerja sama dalam menegakkan sanksi-sanksi kian meningkat.
Levey mendesak bank-bank dan perusahaan-perusahaan asing melaksanakan sanksi-sanksi AS, dan menyatakan mereka dapat membahayakan kemampuan mereka untuk berbisnis di AS jika mereka melanggar sanksi-sanksi itu. Banyak bank telah memutuskan semua hubungan dengan Iran sebagai akibat ancaman itu.
Iran menegaskan program pengayaan uraniumnya bertujuan untuk meningkatkan daya listrik. AS dan sekutu-sekutu Baratnya menuduh Iran berusaha membangun senjata nuklir, demikian Reuters.
(H-RN/M016)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011