Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diperkirakan konsolidasi dibayangi sentimen pengurangan stimulus atau tapering oleh bank sentral Amerika Serikat The Fed dan kenaikan harga energi.
Rupiah pagi ini bergerak menguat 8 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.300 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.308 per dolar AS.
"Rupiah mungkin masih berkonsolidasi di area Rp14.300-an hari ini. Sentimen tapering ditambah dengan sentimen kenaikan harga energi dan kasus COVID-19 global yang masih meninggi yang bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi global, masih menjadi penekan rupiah," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Ariston, pelaku pasar masih mewaspadai kebijakan tapering yang mungkin akan diberlakukan pada November atau Desember. Tapering tersebut menandai dimulainya kebijakan pengetatan moneter.
Tapering diperkirakan diakhiri pada pertengahan 2022 yang kemungkinan besar akan diikuti dengan kenaikan suku bunga beberapa bulan berikutnya yang artinya bisa lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Kenaikan harga energi telah menekan pertumbuhan manufaktur China pada bulan terakhir dan juga menganggu perekonomian di sejumlah negara Eropa. Ini bisa menjadi sentimen negatif untuk aset berisiko," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (3/10) bertambah 1.142 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,22 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 58 kasus sehingga totalnya mencapai 142.173 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 2.020 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,04 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 32.876 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 93,78 juta orang dan vaksin dosis kedua 52,68 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp14.330 per dolar AS hingga Rp14.350 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.290 per dolar AS.
Pada Jumat (1/10) lalu, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.308 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.313 per dolar AS.
Baca juga: IHSG awal pekan menguat mengikuti kenaikan indeks saham Wall Street
Baca juga: Dolar mundur dari tertinggi ketika fokus beralih ke data penggajian
Baca juga: Saham Australia dibuka menguat didorong sektor keuangan dan energi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021