Mayat lain belum dapat dikenali saat iniSofia (ANTARA News) - Seorang pria Bulgaria menjadi korban di antara 35 orang yang tewas dalam pemboman di bandara Moskow, kata radio nasional Bulgaria, Selasa, mengutip daftar awal korban yang disiarkan oleh pihak berwenang Rusia.
Pria berumur 40-tahunan itubtinggal di Austria dan tiba dengan penerbangan Fly Niki di bandara internasional Domodedovo di mana bom bunuh diri terjadi Senin (24/1), kata radio tersebut.
Identifikasi korban dalam daftar awal dibuat atas dasar dokumen yang ditemukan pada tubuh penumpang itu, demikian laporan radio tersebut.
Sementara itu, menurut laporan kantor berita Rusia, RIA Novosti, setidak-tidaknya ada enam warga asing, termasuk dua warga Inggris dan satu Jerman berada dalam daftar 25 korban yang teridentifikasi dalam ledakan di bandara Moskow yang dilansir laman domoded24.com pada Selasa.
Laman internet tersebut dibuat untuk mengkordinasikan semua informasi mengenai ledakan, dan telah mengidentifikasi korban dengan paspor Inggris bernama Cousland Gordon Campbell dan Kirill Burdashev serta warga Jerman Minderop Hendrick. Tiga korban lain adalah warga negara Kirgistan, Tajikistan dan Uzbekistan.
"Identifikasi mayat berakhir saat ini, terdapat 25 korban yang sudah sepenuhnya teridentifikasi dengan membawa dokumen. Mayat lain belum dapat dikenali saat ini," tulis harian Komsomolskaya Pravda mengutip pernyataan polisi.
Laporan sebelumnya menyebutkan 35 orang tewas dalam ledakan tersebut.
Wartawan Pradva juga melaporkan, "Kami juga mendapati bagian-bagian tubuh dan para penyidik berharap para keluarga dapat mengenalinya. Sisa bagian tubuh lain memerlukan tes DNA."
Menurut laporan awal, pengebom bunuh diri itu meledakan dirinya di bagian kedatangan bandara internasional yang dipadati pengunjung pada Senin malam, menewaskan setidaknya 35 orang dan melukai lebih dari 180 orang, 48 di antaranya luka serius.
Dalam laporan terbaru, kementerian kesehatan Rusia mengatakan, ada 97 orang dibawa ke rumah sakit setelah ledakan.
Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, pada Selasa mengatakan bahwa tindakan teroris di Bandara Internasional Domodedovo Moskow dilakukan dengan tujuan membunuh warga sebanyak mungkin.
"Dengan mempertimbangkan lokasi dan petunjuk lainnya, kejadian tersebut adalah tindakan teroris yang sudah direncanakan dengan baik untuk membunuh warga sebanyak mungkin," kata Medvedev kepada wartawan.
(Uu.H-AK/A023/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011