London (ANTARA News) - Rotan Indonesia kembali "berkibar" di "International Furniture Fair" (IFF) Koln, setelah 25 tahun tidak tampil pada pameran "furniture internasional" terbesar di Jerman yang diikuti 12 industri "furniture" pada 18-23 Januari lalu.
"Desain funiture rotan Indonesia yang indah dan mungkin belum pernah dilihat masyarakat Indonesia di Tanah Air ditampilkan dengan suasana artistik," ujar Fungsi Pensosbud KBRI Berlin, Purno Widodo dalam keterangan pers yang diterima Antara London, Selasa.
Pada pameran yang diikuti pengusaha kaliber dunia dari 60 negara itu, gerai Indonesia menempati areal seluas 500 meterpersegi dan Paviliun Indonesia menarik perhatian pengunjung karena satu-satunya gerai yang menampilkan "furniture" berbahan dasar rotan.
Saat "Buyer Night" di Paviliun Indonesia yang dihadiri pengusaha Jerman, kalangan akademik bidang desain "furniture" serta berbagai media, Duta Besar RI untuk RF Jerman Eddy Pratomo, menyampaikan sambutan singkat untuk memberikan gambaran bagaimana situasi pasar "furniture" secara umum di pasar Jerman dan kawasan Eropa.
"Jerman sebagai pasar terbesar di kawasan Eropa dengan permintaan domestik mencapai 18,4 miliar Euro pada tahun 2008 merupakan negara yang paling potensial untuk terus dilakukan penetrasi pasar oleh para pengusaha furniture Indonesia," katanya.
Hal ini karena permintaan impor "furniture" Jerman terus meningkat dengan laju pertumbuhan selama Januari-Oktober 2010 sebesar 2,5 persen.
Demikian juga dengan pasar Eropa pada saat yang sama memberikan indikasi meningkat karena permintaan "furniture" Eropa terus tumbuh sebesar 2,7 persen.
Sebelumnya Menteri Perindustrian RI yang diwakili Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, menyampaikan industri "furniture" rotan nasional terus berkembang karena di bidang ini Indonesia yang mempunyai "Comparative Advantage" dan sekaligus "Competitive Advantage" yang tidak dimiliki oleh negara lain.
"Indonesia merupakan produsen rotan terbesar dunia dimana rotan tumbuh subur di wilayah-wilayah Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan rotan mempunyai keunggulan selain dari aspek artistik juga unggul dari aspek lingkungan karena rotan merupakan tanaman yang tumbuh baik apabila berdampingan dengan tumbuhan besar lainnya.
Oleh karenanya melakukan budidaya rotan sama artinya dengan melestarikan hutan yang selama ini menjadi perhatian dunia.
Acara "Buyer Night" yang dihadiri Dubes Eddy Pratomo itu menghasilkan dua perjanjian kerja sama yang ditandatangani antara pihak Koln Messe dan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) terkait kerja sama pameran.
Selain itu, kerja sama antara Lembaga Pengembangan Desain dan Marketing furniture Jerman dan AMKRI untuk pengembangan desain Rotan Indonesia. (ZG/K004)
(T.H-ZG/B/E011/E011) 25-01-2011 06:15:54
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011