Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bantaeng Muhammad Hero di Bantaeng, Senin, mengatakan, dari 9.000-an Ha luas lahan perkebunan kakao yang ada, hanya sekitar 5.000-an Ha yang produktif.
Ia berharap, kendala iklim secepatnya berakhir sehingga produksi kembali normal. Japan International Coorporation Agency (JICA) telah menyatakan minatnya untuk membantu pengembangan komoditi kakao Bantaeng.
Keinginan untuk membantu tersebut ditandai kunjungan Kepala Perwakilan Kantor JICA Makassar Nakagawa ke Bantaeng (19/1). Pada kunjungan tersebut, tamu dari Negeri Matahari terbit itu didampingi Tim Leader JICA untuk Proyek Perindustrian Sulsel Takuya Okada.
Menurut Nakagawa, keinginan untuk bekerjasama dan membantu daerah yang memiliki potensi merupakan komitmen JICA. Karena itu, pihaknya masih akan melakukan pertemuan intensif dengan Pemda Bantaeng untuk membahas sejumlah komoditi yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
JICA diharapkan membantu daerah di bidang teknologi pengembangan kakao, termasuk kemasan dan pemasarannya, baik melalui pameran nasional maupun internasional.
Untuk memantapkan rencana tersebut, sebagai langkah awal, JICA akan memantau berbagai komoditi yang memungkinkan untuk dikembangkan.
JICA juga akan mendatangkan tenaga ahli (expert) untuk membantu petani meningkatkan pengetahuan bercocok tanam sehingga produksinya bisa maksimal dengan kualitas yang baik, tambah Takuya Okada.
Bila kerjasama berjalan sesuai rencana, diharapkan tahun 2012 Bantaeng sudah bisa mengolah sendiri produksi kakaonya. Minimal dalam bentuk setengah jadi, jelas Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah.
"Kita optimistis melalui kolaborasi antara Pemda Bantaeng dengan JICA, industri pengolahan bisa dilakukan karena JICA akan mendatangkan tenaga ahlinya di bidang hortikultura, pengembangan buah serta pengolahan hasil," terang bupati. (AAT/F003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011