Jakarta (ANTARA News) - Pergerakkan mata uang dalam negeri menunjukkan penguatan sebesar 4 poin terhadap dolar AS setelah dalam beberapa hari ini rupiah bergerak terkoreksi.

Kurs Rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin sore ini menguat sebesar 4 poin ke posisi 9.053 dibanding sebelumnya yang sebesar 9.057 per dolar AS.

"Penguatan rupiah memberikan sinyal positif kedepan dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri," ujar pengamat Eko Capital Securities di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, kunjungan kerja Presiden dan rombongan ke Davos, Swiss untuk menghadiri forum ekonomi dunia dianggap positif oleh pelaku pasar dan diharapkan dapat meningkatkan fundamental ekonomi Indonesia.

"Kunjungan ini digunakan untuk tingkatkan kerja sama negara dunia dan Indonesia," katanya.

Ia menambahkan, dengan menguatnya rupiah menandakan dana asing masih berada di dalam negeri, sekaligus memberi keyakinan terhadap ekspektasi pertumbuhan fundamental ekonomi sebesar 6,5 persen akan dapat tercapai.

"Mata uang dalam negeri berhasil rebound terhadap mata uang dolar AS dipicu oleh data pertumbuhan fundamental ekonomi dalam negeri yang lebih baik," ucapnya.

Kendati demikian, kata dia, hal lain yang membuat rupiah terus melanjutkan penguatan masih minim salah satunya adalah indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang hari ini masih terkoreksi.

"Rupiah masih bergerak sempit, penguatannya masih bersifat masif," ucapnya.

Namun, tambah dia, Indonesia masih terus berusaha menarik investor asing untuk masuk ke dalam negeri, hal itu terdorong dari pasar eksternal yang masih memberikan nilai positif terhadap pasar Asia termasuk Indonesia.

"Kami optimis pelaku pasar akan masuk pasar membeli rupiah untuk bermain saham," ucapnya.

Sementara, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 16 poin ke posisi Rp9.059 dibanding sebelumnya sebesar Rp9.075.

(KR-ZMF/S006/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011