Para pengendara kendaraan bermotor dari arah Sampang yang hendak menuju Sumenep atau sebaliknya terpaksa harus melalui jalur alternatif untuk menghindari genangan air.
Mega (24), salah seorang pengendara kendaraan bermotor asal Kecamatan Kadur menyatakan, dirinya terpaksa melalui jalur alternatif karena jalan-jalan protokol di dalam kota semuanya tergenang banjir.
"Tadi saya lewat melalui jalur pintas dekat kampus Akper tapi disana juga tergenang banjir," katanya menjelaskan.
Tidak hanya di ruas jalan protokol, banjir akibat hujan deras yang mengguyur kota itu selama tiga jam lebih juga menyebabkan kawasan sekitar monumen Arek Lancor yang merupakan jantung Kota Pamekasan juga tergenang banjir.
Sejumlah perkantoran swasta, seperti kantor Asuransi dan kantor Pemerintah, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) juga tergenang banjir, termasuk lembaga pendidikan SMP Negeri 5 Pamekasan.
Banjir di Pamekasan ini juga sempat memutus jalur lalu lintas wilayah selatan yang menghubungkan Pamekasan-Sumenep, tepatnya di Jalan Raya Desa Montak, Kecamatan Larangan, yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari arah Kota Pamekasan.
Banjir yang terjadi di wilayah ini karena luapan dari sawah penduduk yang tidak lagi mampu menampung genangan banjir.
"Hampir setiap musim hujan di daerah ini selalu terjadi banjir. Soalnya di daerah ini kan dataran rendah," kata warga setempat Mahmudi.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011