Nadi Ardian, panitia perhelatan tersebut kepada Antara, Minggu, menyatakan penamaan "Street Jam Vol 1" itu tidak terlepas ajang pertama kalinya di Mataram.
"Sekaligus juga sebagai ajang pecinta sepeda untuk berkumpul dan bersilaturahmi," katanya.
Ia menjelaskan ajang tersebut, pecinta sepeda BMX harus beraksi lewat "free style" yang terbagi dalam Kalas Pemula dan Kelas Open atau umum.
Nantinya, kata dia, setiap rider dapat waktu satu menit untuk berfree style. "Sampai sekarang sudah ada 15 pendaftar," katanya.
Baca juga: Timnas BMX junior buat sejarah dengan tembus semifinal Kejuaraan Dunia
Teknis acara sendiri, ia menambahkan ada tiga lokasi yakni di eks Bandara Lombok Rembiga, perpustakaan Universitas Mataram (Unram) dan Lapangan Sangkareang.
"Di setiap lokasi, peserta harus menunjukkan kemampuannya dalam berfree style dengan waktu satu menit. Sistem gugur diberlakukan pula," tandasnya.
Sebelumnya, kata dia, peserta konvoi dari lokasi "Car Free Day" Jalan Udayana menuju tiga lokasi tersebut. "Juri sudah disiapkan pula," ujarnya.
Komunitas BMX Lombok terbilang sudah banyak menelurkan rider yang bisa berbicara baik di tingkat lokal, nasional sampai internasional.
Seperti Losandia Aseli yang menjadi juara region di Bali dan Brunei Darussalam.
Rangga region Bali dan Bagus yang bermain Indonesia Open Extreme Competitions yang digelar setahun sekali.
Baca juga: Atlet BMX Indonesia jalani TC di Belanda tiga tahun demi Paris 2024
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021