Empat Pilar MPR RI dan tujuh budi utama ESQ menjadi solusi untuk menjawab berbagai permasalahan bangsa.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama ESQ Leadership Center pimpinan Ary Ginanjar Agustian bekerja sama membuat materi video Sosialisasi Empat Pilar MPR RI sebagai langkah penyegaran dan pengayaan metodologi vaksinasi ideologi.
Menurut dia, kerja sama itu merupakan terobosan dan inovasi agar penyajian vaksinasi ideologi dalam bentuk Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bisa lebih segar dengan mengoptimalkan peran teknologi informasi sehingga bisa menarik perhatian generasi muda.
"Proses syuting sudah dilakukan pekan ini. Selanjutnya, tahap editing dan finalisasi video. Videonya akan sangat menarik karena bekerja sama dengan ESQ Leadership Center, yang sudah dikenal sebagai lembaga pelatihan sumber daya manusia," kata Bambang Soesatyo dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Melalui kolaborasi MPR RI dengan ESQ, dia berharap akan membangun sumber daya manusia Indonesia yang unggul, yaitu melalui pendekatan tujuh budi utama melalui penguatan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, serta kecerdasan kebangsaan.
Baca juga: Bamsoet ajak DPD RI kaji urgensi PPHN
Menurut dia, ada tujuh video yang dibuat. Pertama, fokus pada pengenalan Empat Pilar MPR RI yang terdiri atas Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
"Keempat pilar tersebut kemudian dibedah secara mendalam melalui video tersendiri. Tentang Pancasila sebagai ideologi dan jati diri bangsa akan dikupas habis di video kedua," ujarnya.
Di video ketiga, lanjut dia, membahas lebih dekat tentang UUD NRI Tahun 1945, di video keempat tentang NKRI harga mati, dan video kelima tentang semangat Bhinenka Tunggal Ika.
Video keenam, membahas lebih perinci tentang milenial sebagai agen perubahan Empat Pilar MPR RI, kemudian video ketujuh menjelaskan tentang kolaborasi Empat Pilar MPR RI dengan tujuh budi utama ESQ.
Melalui ketujuh seri video tersebut, dia berharap bisa menggugah semangat kebangsaan dalam memahami Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.
"Kami berharap masyarakat bisa lebih mencintai NKRI sebagai bentuk negara dan menjalankan falsafah Bhinneka Tunggal Ika dengan baik. Dengan demikian, kehidupan sosial masyarakat akan lebih tenteram dan damai," katanya.
Menurut dia, Indonesia sedang memasuki periode bonus demografi yang juga masih akan terus dialami dalam periode yang cukup lama, bahkan hingga 2045 ketika usia kemerdekaan Indonesia mencapai 1 abad yang dikenal dengan era Indonesia Emas.
Pada tahun 2024 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 319 juta jiwa, sekitar 70 persen atau sebanyak 223 juta jiwa adalah kelompok usia produktif.
"Jika tidak dibekali dengan vaksinasi ideologi, sama saja kita tidak bersyukur dan menyia-nyiakan potensi bonus demografi tersebut," katanya.
Baca juga: Ketua MPR: Usut tuntas kasus penyerangan tokoh agama
Bamsoet juga menyoroti beberapa faktor yang bisa menyebabkan rusaknya moral generasi muda bangsa, antara lain memudarkan kualitas keimanan, pengaruh lingkungan, hilangnya kejujuran, hilangnya rasa tanggung jawab, tidak berpikir jauh ke depan, serta rendahnya disiplin.
Oleh karena itu menurut dia, melalui kerja sama MPR RI dengan ESQ, materi 4 Pilar MPR RI akan turut mengelaborasi tujuh budi utama ESQ yang terdiri atas nilai jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerja sama, adil, dan peduli.
"Empat Pilar MPR RI dan tujuh budi utama ESQ menjadi solusi untuk menjawab berbagai permasalahan bangsa, terutama menjadi benteng yang dapat menghalau berbagai faktor yang bisa merusak moral generasi muda bangsa," ujarnya.
Ia berharap Empat Pilar MPR RI dan tujuh budi utama ESQ dapat melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional, tetapi juga generasi yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021