Jakarta (ANTARA News) - Kalau seorang menteri takut tidak hafal nama sebuah koperasi tentu ada alasannya, setidaknya itu yang disampaikan Menteri Koperasi dan UKM syarifuddin Hasan. Sebagai menteri ia mengakui memang harus hafal nama koperasi terlebih lagi jika koperasi tersebut punya banyak prestasi.
"Saya kalau tidak hafal nama Koperasi SBW bisa dimarahi koperasi," katanya ketika memberi sambutan pada perayaan 33 tahun Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita di Malang, Minggu.
Namun khusus untuk Koperasi SBW, menteri yang berasal dari Partai Demokrat ini mengaku sangat familiar dengan namanya. "Saya familiar dengan nama koperasi ini karena namanya sama dengan nama mertua saya Setyabuddy," katanya.
Setiyabuddy memang merupakan nama dari ayah Inggrid Kansil yang tak lain adalah istri Syarifuddin Hasan.
"Jadi kalau saya tidak hafal nama Setyabuddy bisa dimarahi mertua," katanya yang disambut tepuk tangan sekitar seribu anggota koperasi tersebut.
Mungkin juga karena nama koperasi tersebut sama dengan nama sang mertua, Menkop berupaya untuk hadir dalam acara tersebut. "Staf saya tanya apa akan hadir di acara ini karena sehari sebelumnya saya dari Banjarmasin, saya bilang akan hadir," katanya.
Dalam sambutannya itu, Menteri menyinggung soal pengelolaan koperasi wanita yang lebih maju. "Saya sudah berkunjung kemana-mana bila koperasi dikelola wanita dapat dipastikan kinerjanya bagus. Saya simpulkan jika wanita kelola usaha ketelitian adalah modal utama," katanya.
Koperasi SBW memang koperasi yang syarat dengan prestasi. Dengan konsep tanggung renteng koperasi ini bisa bertahan selama 33 tahun.
Menkop juga mengakan, konsep tanggung renteng sudah dikembangkan SBW jauh sebelum konsep serupa diperkenalkan oleh Profesor Yunus dengan Grameen Bank-nya.
Koperasi SBW pada akhir tahun lalu tercatat memiliki omset sebesar Rp5 miliar dengan total aset Rp26,7 miliar. Koperasi ini juga mendapat kepercayaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk menjadi penyalur dana ke koperasi lainnya.
Ketua Umum Koperasi KSU SBW Sri Untari mengatakan, saat ini koperasinya menjadi tempat belajar dari koperasi lainnya baik di Malang dan beberapa kota di sekitarnya.
(ANT/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011