Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangkaian serangan udara pesawat tak berawak AS di sebuah daerah bergolak Pakistan menewaskan sedikitnya 13 orang, Minggu, kata sejumlah pejabat, sementara orang suku turun ke jalan untuk memperotes serangan udara tersebut.
Dua serangan pertama terjadi di Datta Khel, sekitar 40 kilometer sebelah barat Miranshah, kota utama di Waziristan Utara. Serangan ketiga dilakukan di Mando Khel, sekitar 60 kilometer sebelah selatan kota itu.
Dalam serangan pertama, dua rudal ditembakkan ke sebuah mobil beberapa detik setelah kendaraan itu berhenti di luar sebuah rumah di Datta Khel, kata beberapa pejabat.
"Pesawat tak berawak AS menyerang sebuah mobil tak lama setelah kendaraan itu diparkir di luar sebuah rumah. Empat militan tewas," kata seorang pejabat intelijen di Miranshah kepada AFP, dengan menambahkan bahwa kendaraan itu hancur dan rumah tersebut rusak parah.
Seorang pejabat intelijen di Peshawar mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban.
Sebuah pesawat tak berawak lain AS kemudian menembakkan dua rudal ke sebuah sepeda-motor yang melaju di kota yang sama, menewaskan tiga militan, kata pejabat-pejabat daerah.
"Tiga militan tewas dalam serangan kedua," kata seorang pejabat keamanan di Miranshah kepada AFP.
Dalam serangan ketiga, sebuah kendaraan yang diparkir di dalam sebuah kompleks militan dihantam rudal.
"Sebuah pesawat tak berawak AS memburu sebuah kendaraan, dua rudal ditembakkan setelah mobil itu diparkir. Enam militan tewas dan tiga lain cedera," kata seorang pejabat intelijen di Miranshah.
Di kota Mir Ali di Waziristan Utara, sekitar 1.800 orang suku berdemonstrasi menentang serangan udara yang terus berlangsung, kata saksi mata.
AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 650 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Sejumlah pejabat Pakistan melaporkan, sedikitnya 21 serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sekitar 120 orang pada September, bulan paling mematikan dalam serangan semacam itu.
Ratusan orang tewas dalam puluhan serangan sejak 3 September, yang menyoroti ketegangan dengan Islamabad terkait dengan kecaman AS karena sejauh ini Pakistan tidak melancarkan ofensif darat ke Waziristan Utara.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.
Lebih dari 1.150 orang tewas dalam lebih dari 140 serangan pesawat tak berawak di Pakistan sejak Agustus 2008, termasuk sejumlah militan senior. Namun, gempuran-tempuran itu telah mengobarkan sentimen anti-Amerika di negara muslim konservatif itu.
AS meningkatkan serangan rudal oleh pesawat tak berawak ke Waziristan Utara setelah seorang pembom bunuh diri Yordania menyerang sebuah pangkalan AS di seberang perbatasan di provinsi Khost, Afghanistan, pada akhir Desember, yang menewaskan tujuh pegawai CIA.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.
Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.
Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011