Bandung (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Barat yang juga Duta Persib Bandung, Dede Yusuf, menyatakan keputusan tim "Maung Bandung" itu untuk pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI) harus sejalan dengan keinginan dan restu bobotoh Bandung.
"Silakan saja pindah ke tempat lain (LPI) bila memang lebih baik, namun jelas harus mendapat restu dan atas keinginan bobotoh," kata Dede Yusuf di sela-sela menyaksikan pertandingan Persib melawan Arema di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (23/1).
Restu bobotoh diperlukan, kata Dede, karena Persib bukan milik orang per orang atau manajemen Persib saja, namun karena Persib adalah milik bobotoh.
Ia mengaku telah mendengar aspirasi yang disampaikan oleh bobotoh Bandung yang dinyanyikan di penghujung babak kedua yang menghendaki pindah ke LPI. Namun demikian perlu juga dilakukan pengkajian lebih mendalam lagi oleh Manajemen Persib.
Meski disampaikan pada saat emosi akibat kekecewaan terhadap kinerja wasit pada pertandingan Persib melawan Arema Indonesia, namun menurut Dede hal itu harus menjadi masukan untuk pengambilan keputusan manajemen.
Ia mengatakan menyerahkan sepenuhnya keputusan tetap di LSI atau pindah ke LPI kepada manajemen Persib.
"Persib punya mekanisme dan lembaga untuk pengambilan keputusan tim. Namun sekali lagi hal itu harus dilakukan atas keinginan bobotoh Bandung," kata Dede Yusuf.
Selain manajemen Persib, pihak lain yang juga punya wewenang menentukan sikap tim adalah Konsorsium Persib Bandung. Seperti kebanyakan tim-tim lainya, Persib menyatakan tetap di LSI dan memilih melanjutkan kompetisi meski mencatat hasil buruk di awal kompetisi ini.
Terkait kerusuhan pertandingan Persib melawan Arema, Dede Yusuf mengaku prihatin dan kecewa. Ia tidak bisa menyalahkan penonton yang kecewa, namun ia juga tidak setuju berujung dengan anarkis.
"Sangat disayangkan sekali hal ini terjadi, ke depan diharapkan tidak terulang lagi. Namun jelas ini semua harus menjadi perhatian dan evaluasi bersama," kata Dede Yusuf.
Bahkan di akhir babak kedua, Dede Yusuf juga ikut menenangkan penonton untuk tidak anarkis di luar stadion. (S033/I015/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011