"Mereka menggelar pameran yang menjadi tugas akhir semester mata kuliah penciptaan seni di Tujuh Bintang Art Space hingga 30 Januari 2011," kata kurator pameran "After Effect" M Dwi Marianto di Yogyakarta, Minggu.
Ke-13 mahasiswa itu adalah A Nawangseto M, Budi "Kampret", Catur Ratriana, Deni Rahman, Finn Yngvesson, Hardiana, I Kadek "Koyo" Yudi Astawa, Budayana, Lee, Mahdi "Medi" Abdullah, Mufi Mubaroh, Putu Dita Asta Giri, dan Setyo Priyo Nugroho.
"Mereka menampilkan karya seni rupanya dalam pameran setelah melalui proses provokasi. Karya yang ditampilkan merupakan gambaran langkah awal ketika memulai alur seni dan estetika baru," katanya.
Menurut dia, pada tahap awal studi di tingkatan magister baik langsung maupun tidak langsung, mereka dipaksa untuk keluar dari ideologi seni rupa.
Oleh karena itu, mahasiswa atau seniman harus melakukan eksperiman untuk menghasilkan karya yang lebih kaya baik dalam hal tema, konsep maupun wujud visual.
Ia mengatakan, provokasi untuk keluar dari ideologi seni rupa itu memang ditekankan kepada mereka agar memiliki pola pikir dan keberanian untuk lebih mengeksplorasi teknis yang dikuasai.
"Dengan demikian, diharapkan muncul efek dari proses bermain yang belum pernah digali, dan mampu untuk menerjemahkan karya yang diciptakan dengan lebih kuat untuk dapat dipertanggungjawabkan baik secara wacana maupun dari sisi akademis," katanya.
(B015*H010/H008/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011