Padang (ANTARA) - Setelah sempat terhenti selama dua tahun karena pandemi COVID-19, gelaran pacu tabang itiak (terbang itik) yang telah menjadi warisan budaya tak benda kembali dapat digelar di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.

Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo di Sarilamak, Sabtu, mengatakan bahwa pelaksanaan pacu tabang itiak ini merupakan aset yang harus tetap dilestarikan dan dikembangkan.

"Tahun depan InsyaAllah akan kita jadikan ini sebagai kegiatan nasional, tentu kita akan menganggarkan ini di Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga," ujarnya saat membuka langsung kegiatan Pacu terbang itiak di Galanggang Padang Laweh, Jorong Tanjuang Aro Selatan, Nagari Tanjuang Aro Sikabu-kabu Padang Panjang.

Ia mengatakan bahwa ke depannya pelaksanaan pacu tabang itiak harus memiliki agenda yang jelas sehingga nantinya dapat meningkatkan kunjungan wisata di daerahnya.

"Jadi akan kita buat agendanya, apakah satu atau dua kali setahun. Tapi ini harus jelas waktunya, sehingga nanti ada dampak langsung kepada jumlah wisatawan kita," katanya.

Baca juga: Usai raih API Award, Kampung Sarugo Sumbar akan jadi wisata unggulan

Baca juga: Nagari Piobang Limapuluh Kota ciptakan mobil unik dukung pariwisata

Ketua Raindbond Persatuan Olahraga Terbang Itik (Porti) YB Dt. Parmato Alam mengatakan pelaksanaan pacu tabang itiak kali ini perdana dilaksanakan kembali setelah dua tahun dihentikan karena pandemi COVID-19.

"Jadi dalam dua tahun ini iven Porti harus diundur karena pandemi COVID-19, namun karena pandemi saat ini sudah melandai kita sudah bisa melaksanakannya kembali," ujarnya didampingi Dewan Pembina Porti Edward DF dan Ketua Panitia pacu itiak sekaligus Wali Nagari setempat Nofrizal.

Meski begitu, pelaksanaan pacu tabang itiak ini harus tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan (prokes) sehingga tidak menjadi klaster penyebaran COVID-19.

Ia mengatakan bahwa permainan anak nagari pacu tabang itiak telah diakui secara nasional menjadi warisan budaya tak benda.

"Pacu itiak ini satu-satunya ada di Luak Limopuluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota), tidak ada lagi di tempat lain. Sehingga memang harus tetap kita lestarikan dan kita laksanakan," ungkapnya.

Menurutnya, pacu tabang itiak ini telah didaftarkan menjadi iven resmi pariwisata di Luak Limopuluah, yakni di Kabupaten Limapuluh Kota maupun Kota Payakumbuh.

"Kegiatan ini diharapkan nantinya dapat membuat wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Tentu ini harus mendapatkan dukungan dari kepala daerah di Payakumbuh dan Limapuluh Kota," ujarnya.

Sementara itu Ketua Porti Kabupaten Limapuluh Kota Sastri Andiko Dt. Putiah mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini menjadi pengikat budaya antara anak nagari di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota.

"Tentunya ini harus mendapatkan dukungan dari kepala daerah, kalau saya anak nagari Kabupaten Limapuluh Kota tentu saya meminta dari Bupati untuk memberikan apresiasi dan penguatan melalui dinas terkait," kata dia.

Tidak hanya itu, menurutnya pelaksanaan kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian yang turun karena pandemi COVID-19.

"Dengan adanya kegiatan ini tentu kunjungan ke galanggang ini meningkat dan tentunya akan berdampak langsung kepada masyarakat sekitar secara ekonomi," ujar pria yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota itu.

Ia mengatakan di Kabupaten Limapuluh Kota terdapat enam gelanggang tempat pelaksanaan pacu tabang itiak dan di Kota Payakumbuh juga terdapat enam gelanggang.

Baca juga: Pacu terbang itik bisa mendunia

Baca juga: Situjuah Batua Art and Culture Festival tawarkan kearifan budaya lokal

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021