Jakarta (ANTARA News) - Menakertrans Erman Suparno, meminta karyawan yang di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) jangan menggunakan uang pesangon hanya untuk konsumsi namun juga untuk modal usaha sehingga dapat menciptakan lapangan kerja. "Pesangon dari perusahaan dapat digunakan sebagai modal usaha. Daripada uang pesangon langsung habis," katanya saat mengunjungi pelatihan UKMKU (Usaha Kecil Menengah-Ku) yang berlokasi di Jln Poncol Raya, Cirendeu, Jakarta, Sabtu. Erman dalam keterangan tertulisnya mengharapkan masyarakat yang di-PHK secepatnya bisa bekerja di bidang apa pun, asalkan itu merupakan pekerjaan yang halal, tidak merugikan orang lain dan memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. UKMKU adalah lembaga pelatihan dan wirausaha yang dikembangkan Wulan Ayodya. Krisis global yang dapat menyebabkan meningkatnya angka pengangguran, membuat pelatihan yang diadakan setiap Sabtu dan Minggu ini banyak peminatnya. Bahkan, beberapa perusahaan meminta Wulan untuk memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para korban PHK. Erman menyambut positif kegiatan pelatihan kewirausahaan seperti yang dilakukan UKMKU. Karena wirausaha juga merupakan salah satu solusi positif bagi korban PHK. Ia mengharapkan mereka yang di-PHK dapat segera berkerja atau berwirausaha. "Pokoknya harus kerja. Pemerintah, masyarakat dan dunia usaha menyatukan komitmen bersama dan bersinergi untuk membangkitkan semangat bersama untuk membangun negeri," katanya. Hal senada diungkapkan Wulan Ayodya. Ia mengatakan, pelatihan yang banyak diberikan adalah wirausaha di bidang kuliner. Sebab jenis usaha ini tidak memerlukan modal yang terlalu besar. "Sehingga uang pesangon mereka tidak habis," ujar Wulan. Agar pelatihan berjalan efektif, lanjut Wulan, peserta kursus dalam satu kelas hanya 15-20 orang. Selain korban PHK, biasanya peserta pelatihan terdiri dari pekerja "outsourching" yang ingin menambah penghasilan, calon pensiunan, dan ibu rumah tangga. Selain memberikan pelatihan, Wulan yang juga dosen di salah satu universitas terkemuka di Jakarta ini menulis beberapa buku-buku wirausaha dan pengalamannya "jatuh bangun" dalam dunia usaha yang telah digelutinya sejak usia 12 tahun.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009