Jakarta (ANTARA) - Sebagaimana pada tahun lalu, Eduversal menyelenggarakan Festival Sains dan Budaya 2022 secara daring.

Rangkaian acara Festival Sains dan Budaya (FSB) 2022 dimulai pada Sabtu, bertepatan dengan Hari Batik Nasional.

“Hari ini, bertepatan dengan Hari Batik Nasional, sengaja kami pilih sebagai hari dimulainya rangkaian FSB 2022. Maknanya FSB memiliki semangat yang sama untuk menghargai karya bangsa, karena batik adalah sebuah prestasi yang membutuhkan proses, ketekunan, dan apresiasi,” kata Direktur Eduversal Dwi Prajitno dalam webinar yang diikuti dari Jakarta.

FSB 2022 merupakan kompetisi akbar sains dan budaya yang mempertemukan program tahunan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI).

​​​​​​Dwi mengemukakan, penggabungan dua program besar itu merupakan bagian dari upaya Panitia FSB untuk mendukung pewujudan sumber daya manusia Indonesia yang maju dan berdaulat, mempunyai daya inovasi dan kreasi, memiliki sopan santun, serta menjunjung tinggi nilai budaya dan identitas bangsa.

“Generasi muda bangsa yang semacam inilah yang akan mampu memulihkan keadaan bangsa dengan berbagai prestasi, terlebih di masa-masa pandemi atau krisis yang berat. Generasi yang menatap masa depan cerah tanpa tercerabut dari akar budayanya,” katanya.

FSB 2022 mengusung tema “Pulihkan Negeri Dengan Prestasi”. Dalam FSB 202, perlombaan sains mencakup bidang lingkungan, teknologi dan robotika, komputer, fisika, biologi, dan kimia. Sedangkan perlombaan seni meliputi lomba menyanyi solo, penampilan puisi, tari kreasi Nusantara, menulis cerpen, menulis esai, dan menulis puisi.

Pendaftaran FSB dibuka mulai 1 Oktober hingga 27 November 2021. Pendaftaran bisa dilakukan melalui laman resmi FSB.

Presiden Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) Prof Riri Fitri Sari mengatakan bahwa FSB merupakan ajang untuk meraih prestasi.

Riri mengemukakan bahwa pandemi tidak menyurutkan usaha para siswa untuk mencetak berprestasi.

Ia mencontohkan, siswa pemenang FSB 2021 berhasil meraih satu medali perak, satu medali perunggu, dan satu penghargaan dalam ajang Zenius Olympiad. Selain itu ada siswa dari Tarakan dan Sumbawa Besar yang mendapat dua medali emas dari ajang lain di Lithuania.

Menurut Riri, prestasi siswa tidak terlepas dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada anak serta peran para guru.

"Karakter anak yang bermental kuat perlu diasuh, dari contoh orang tua dan guru...," katanya.

Baca juga:
Festival Sains dan Budaya 2021 digelar secara daring
FSB pintu gerbang siswa tekuni sains dan budaya

Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021