Surabaya (ANTARA News) - Seniman lukis asal Surabaya Jansen Jasien menggelar pameran tunggal sketsa secara "mobile" pada sejumlah ruang publik di Singapura pada 15-17 Januari 2011. "Itu original, karena saya ternyata berani menginvasi Singapura," katanya di sela-sela konferensi pers di Surabaya, Jumat, sepulang dari Singapura.
Didampingi dua rekannya Rully Anwar (promotor) dan Freddy H Istanto (kurator) ia mengatakan, pameran di Singapura itu juga terasa original karena bersifat bebas atau tidak formil.
"Itu tidak formil, saya bebas memamerkan karya sketsa secara `mobile` dari Bandara Changi, Stasiun MRT, Bugis Street Market, Little India, Orchard Road, School of The Art (SOTA), National Museum of Singapore, Marina Bay Sand, dan seterusnya," katanya.
Ketua Kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah (KPSPS) itu mengaku ada sekitar 50-an lokasi yang dijadikan ajang pameran tunggal itu dengan setiap lokasi hanya berkisar 3-5 menit.
Hal itu juga diakui Rully Anwar selaku promotor yang mendampingi Jansen ke Singapura bersama Mahmud Yunus Al Willy selaku co-promotor.
"Pameran tunggal Jansen itu merupakan terobosan apresiasi seniman Indonesia untuk merebut apresiasi internasional," kata Rully Anwar.
Dalam pameran perdana di luar negeri itu, katanya, Jansen memboyong 21 karya sketsanya untuk diapresiasikan di puluhan ruang publik, pendidikan, bisnis, dan ruang privat di Singapura.
"Sejak di hari pertama menginjakkan kaki di bandara Changi, Jansen langsung merespons ruang publik di bandara terpadat di Asia itu dengan satu karya berjudul `Di Puncak Malam` yang diboyong dari Tanah Air," katanya.
Di hari pertama itu, karya-karya sketsa Jansen Jasien juga diboyong keliling Singapura untuk diapresiasikan, bahkan sejak Stasiun MRT dan saat duduk di MRT.
"Empat hari kemudian, Jansen pun menjelajah ruang-ruang publik dan privat di Singapura mulai dari kawasan Bugis Street Market, Little India dan Orchard Road," katanya.
Setelah itu, institusi pendidikan seperti Nanyang Fine Art atau NAFA Singapore dan School of The Art atau SOTA Singapore, Lasalle College of The Art Singapore.
Institusi seni yang tidak luput dijelajah Jansen adalah Singapore Art Museum, National Museum of Singapore, dan Marina Bay Sand yang merupakan ikon arsitektur terbaru di Singapura.
"Ruang-ruang privat juga menjadi wilayah garapan apresiasi Jansen, di antaranya apartemen The Equatorial di kawasan Distrik 9 yang diterima Benny Oentoro, di antara penghuni apartemen itu," katanya.
Ia menambahkan, Singapura dipilih karena bersamaan dengan beberapa acara besar di antaranya pameran "Art Stage Singapore" di Marina Bay Sand dan "Collector Stage" di Singapore Art Museum.(*)
(T.E011/R014/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011