Jakarta (ANTARA) - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua baru akan resmi dibuka pada Sabtu (2/10), namun suasana pertandingan dan antusiasme penonton sudah sangat terasa sejak beberapa hari terakhir karena sejumlah cabang telah menyelesaikan laga-laga final hingga pembagian medali.
Hingga sehari menjelang pembukaan, Jumat, perebutan medali emas terjadi pada enam cabang olahraga, baik di klaster kota dan kabupaten Jayapura, Timika maupun Merauke.
Kontingen DKI Jakarta masih memimpin perolehan medali pada PON ke-20 ini, sementara tuan rumah Papua berada di urutanm kedua.
Dalam klasemen medali yang dihimpun dari laman resmi PB PON hingga pukul 23.00 WIT, DKI Jakarta telah mengumpulkan 29 medali emas, 15 perak dan 20 perunggu.
Tuan rumah Papua di urutan kedua dengan 17 emas, 5 perak dan 13 perunggu, disusul Jabar (11-15-25), Jatim (9-15-8), dan Bali (7-3-1).
Di luar lima besar, medali-medali tersebar untuk sejumlah provinsi, baik emas, perak maupun perunggu.
Tercatat sudah 26 propinsi yang meraih medali, setidaknya perunggu. Artinya, sebagian besar kontingen peserta PON Papua ini sudah mendapat medali sebelum pesta olahraga nasional empat tahunan itu resmi dibuka Sabtu (2/10) besok.
Di antara pencapaian besar pada sehari jelang pembukaan PON XX di Papua ini adalah yang dilakukan kontingen Bali dengan membuat hattrick pada cabang judo dengan merebut tiga medali emas.
Dari empat nomor yang dipertandingkan Jumat, Bali secara beruntun memenangi tiga nomor final, masing-masing melalui Fania Farid yang tampil di nomor perorangan putri -78 kg, I Gede Ganding Kalbu Soetama nomor putra perorangan -100 kg, dan I Dewa Ayu Mira Widari di nomor +78 kg perorangan putri.
Dari cabang judo ini Bali sudah memperoleh lima medali emas dan posisinya pun terdongkrak untuk masuk lima besar dalam klasemen sementara perolehan medali.
Sementara itu, di antara tambahan medali bagi kontingen DKI adalah melalui tim senam beregu artistik putri. Prestasi DKI di nomor ini dapat dibilang luar biasa karena berhasil mematahkan dominasi Jawa Timur yang sudah berlangsung selama 25 tahun di arena PON.
Makin antusias
Sudah digelarnya sejumlah pertandingan penting, turut mendorong perhatian masyarakat untuk datang ke stadion meskipun ada pembatasan kapasitas karena aturan protokol kesehatan COVID-19.
Di sejumlah cabang olahraga favorit seperti sepak bola, bola voli dan bola basket, terlihat kehadiran penonton untuk memberi dukungan bagi tim kesayangannya masing-masing.
Bahkan, pada cabang olahraga futsal, warga yang ingin menyaksikan pertandingan tim tuan rumah Papua melawan Jawa Timur di Timika, sempat tertahan di luar stadion karena kapasitas yang dibatasi.
Sebagian besar warga yang tidak bisa masuk stadion akhirnya bisa menonton melalui video streaming di luar stadion.
Semaraknya penonton juga terlihat di arena terbuka lomba sepatu roda Jembatan Merah Youfena, ketika warga sekitar berbondong-bondong datang untuk menyaksikan lomba tersebut.
Antusiasme warga ini tentunya menuntut kerja keras bagi panitia, khususnya dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Sehari menjelang upacara pembukaan, kesibukan terlihat terutama di kompleks olahraga Kampung Harapan Jayapura.
Presiden Joko Widodo yang sudah tiba di Jayapura pada Jumat sore, dijadwalkan membuka PON ke-20 ini di Stadion Utama Lukas Enembe, Kampung Harapan, Jayapura, Sabtu (2/10) malam.
Sebelumnya, Menpora Zainuddin Amali juga sudah berada di Jayapura untuk mengawal perhelatan olahraga akbar nasional ini.
Semarak PON Papua juga ditambah dengan sudah tibanya kirab Api PON di Kota Jayapura.
Pasukan kirab api PON XX Papua yang terdiri dari tiga atlet nasional legendaris, yakni Taufik Hidayat, Lilis Karubaba, dan Boaz Salosa, serta pasukan inti yang terdiri dari pasukan-pasukan terbaik TNI, tiba di halaman kantor Wali Kota Jayapura, Jumat.
Juara Olimpiade Taufik Hidayat mewakili pasukan kirab menyerahkan obor api PON kepada Wali Kota Jayapura Benhur Tommy.
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2021