"Sebagai pelatih kami mengharapkan atlet bermain seperti ini namun yang dilakukan berbeda," kata dia saat di temui di Gedung Olahraga (GOR) Sekolah Tinggi Teologi Gereja Injili Di Indonesia (STT GIDI) Papua, Jumat.
Padahal, kata Doni, pertandingan sebenarnya cukup berimbang terutama di ronde pertama dan kedua. Selain itu, kekalahan atlet tuan rumah tersebut juga dikarenakan tegang atau gugup.
Baca juga: Permintaan maaf Yael Kostantina untuk masyarakat Papua
"Mungkin atlet kita bermain dalam keadaan tegang sehingga tidak terlalu maksimal," kata dia.
Sebelum laga di kelas -43 kilogram putri dimulai, Doni mengaku telah memberikan arahan dengan jelas kepada Yael. Namun, saat di atas ring apa yang telah direncanakan tidak sesuai harapan.
Ia memperkirakan jika Yael Kostantina Awom bermain sesuai arahan pelatih, maka bisa saja hasilnya akan berbeda. Berkaca dari sejumlah pertandingan sebelumnya termasuk ketika berlaga di kejuaraan internasional di Thailand, permainan Yael jauh berbeda saat berhadapan dengan atlet Jawa Barat.
Terkait rencana banding yang akan diajukan oleh tim muaythai Papua, Doni mengaku belum mengetahui persis dan akan membicarakannya terlebih dahulu dengan pimpinan sebelum memutuskan sikap.
Di satu sisi, tim muaythai Papua mengakui bahwa Nur Saadah merupakan salah satu atlet terbaik yang dimiliki Jawa Barat. Apalagi, keduanya sudah pernah menimba ilmu di pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Selain itu, pada PON XIX 2016 di Jawa Barat, Nur juga berhasil mengalahkan Yael di cabang olahraga muaythai meskipun pada saat itu muaythai masih dalam status cabang ekshibisi.
Baca juga: Tim muaythai Jabar andalkan atlet kelas 75kg putra di PON Papua
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021