Denpasar (ANTARA News) - Penderita katarak di Bali diperkirakan mencapai 50.000 orang dan jumlah itu setiap tahun diperkirakan meningkat 0,1 persen.

Meningkatnya penderita katarak selain akibat faktor usia juga sangat dipengaruhi oleh faktor gizi yang dikonsumsi, cuaca, penyakit kencing manis dan papasan sinar matahari, kata Direktur RS Indera Provinsi Bali dr Pande Sri Joni di Denpasar, Jumat.

Seusai menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty, ia mengatakan, lewat kegiatan operasi katarak diharapkan mampu menekan penderita gangguan penglihatan tersebut.

Lima dokter ahli mata melakukan operasi secara terjadwal, termasuk mobil klinik keliling sesuai permintaan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.

"Setiap hari melakukan tindakan operasi katarak sepuluh kali atau dalam setahunnya menjangkau 1.000 orang. Jumlah itu kini meningkat menjadi 2.000 orang dalam setahun," ujar dr Sri Joni.

Ia menambahkan, meskipun tindakan operasi itu dilakukan secara maksimal, namun penderita-penderita baru terus bertambah, dengan peningkatan sekitar 0,1 persen setiap tahunnya.

Pihaknya dengan peralatan yang canggih serta tenaga dokter dan medis yang memadai siap melayani permintaan masyarakat yang dikoordinasikan oleh pemerintah kabupaten/kota di daerah ini.

"Dengan mobil unit keliling itu sanggup menjangkau daerah-daerah pedesaan, sekaligus melakukan operasi katarak di lapangan," ujarnya.

RS Indera tidak lagi langsung bergerak ke lapangan untuk melayani masyarakat pedesaan, namun menunggu permintaan dari Pemkab/Pemkot, karena jaminan sosial kesehatan Bali mandara langsung dikelola oleh rumah sakit kabupaten maupun Puskesmas.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty melihat dari dekat RS Indera sehubungan adanya tambahan bantuan dari pemerintah Australia sebesar tiga juta dolas Australia sehingga totalnya menjadi sepuluh miliar Australia sejak tahun 2007.

(I006/S016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011