Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengunjungi Pasar Klender SS dan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat pagi, untuk memantau harga bahan pangan pokok dan sayur.
Kunjungan kerja dimulai dari Pasar Induk Kramat Jati sekitar pukul 06.30 WIB, ketika petugas kebersihan pasar masih sibuk mengepel lantai gedung utama, dan beberapa pedagang masih bersarung.
Di lokasi penjualan sayur mayur Pasar Induk Kramat Jati yang udaranya lembab bercampur aroma pedas cabai dan bawang, Menteri Perdagangan memantau harga aneka jenis cabai dan bawang merah.
Dia menanyakan harga dan pasokan cabai dan bawang merah kepada beberapa pedagang.
"Harga beberapa jenis cabai sudah ada penurunan, hanya cabai rawit merah yang belum. Menurut pedagang ini karena hujan, dan debu Merapi yang mempengaruhi produksi daerah penghasil cabai di sekitarnya," katanya.
Beberapa pedagang mengatakan pasokan cabai dan bawang merah dari berbagai daerah cenderung menurun dalam beberapa bulan terakhir dan penjualan pun menurun karena harga yang relatif tinggi.
"Biasanya minimal dapat cabai enam kwintal sehari, sekarang dari daerah juga sulit, paling sehari bisa dapat 2,5 kwintal," kata Ani Widarsih (45), pedagang di Pasar Induk Kramat Jati.
Pedagang lain, Suryana (40), mengatakan,"Pembeli juga jadi tidak banyak beli, yang biasa beli 20 kilogram sekarang paling cuma beli 15 kilogram."
Menteri Perdagangan mengatakan, pedagang dan konsumen berusaha melakukan penyesuaian terhadap kenaikan cabai dan bawang merah dengan cara mereka.
Kekurangan pasokan bawang merah sebagian ditutup dengan impor. Beberapa pedagang di Pasar Induk Kramat Jati menjual bawang merah impor dari Thailand dengan harga sedikit murah dari bawang merah lokal.
Bawang merah impor dijual dengan harga Rp20 ribu per kilogram sedang bawang merah dari Brebes dijual dengan harga Rp23 ribu per kilogram.
"Tapi pembeli tidak suka bawang impor karena wanginya kurang, lebih suka bawang merah dari Brebes atau Padang," kata seorang pedagang yang mengaku bernama Pandapotan.
Pembeli pun, menurut Mari, menyesuaikan diri dengan kenaikan harga, mereka membeli jenis cabai yang harganya lebih murah.
"Jadi untuk mengurangi harga yang mahal dia beli cabe kering, kalau mau cabai segar dia beli cabai yang harganya lebih murah," katanya.
Ia memperkirakan bahwa harga cabai jenis tertentu yang mengalami kenaikan bermakna dalam dua bulan mendatang.
"Kita tunggu dua bulan sampai tiga bulan lagi, mudah-mudahan normal lagi," katanya.
Sementara harga beberapa bahan pangan pokok yang terpantau seperti beras, terigu, minyak goreng, hasil ternak, dan gula tidak mengalami perubahan bermakna.
"Rata-rata masih normal," katanya.
Ia menjelaskan, pemerintah telah campur tangan untuk meredam kenaikan harga bahan pangan pokok antara lain dengan membebaskan bea masuk beberapa komoditas pangan pokok seperti beras, gandum, dan kedelai serta bahan terkait pangan seperti bahan pakan ternak dan bahan pupuk.
(M035/B008/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
hal ini mengakibat kan rakyat kecil tidak mampu lagi membeli bawang marah,sementara bawang merah termasuk kebutuhan pokok.