Washington (ANTARA News/AFP) - Pengangguran di dunia Arab merupakan masalah "makin mendesak", Dana Moneter Internasional mengatakan Kamis, seminggu setelah pemberontakan menggulingkan pemimpin Tunisia Zine El Abidine Ben Ali.

"Kami melihat bangunan tekanan ekonomi di kawasan itu," kata David Hawley, seorang juru bicara IMF. "Mengatasi masalah pengangguran sudah berjalan lama tapi tantangan ekonomi yang terus meningkat semakin mendesak."

"Sementara negara-negara importir minyak di kawasan itu hanya memperlihatkan perlambatan pertumbuha yang relatif ringan pada tahun lalu, setara dengan sekitar empat setengah persen, laju pertumbuhan ini di bawah tingkat yang dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja yang memadai untuk menyerap pendatang baru ke pasar tenaga kerja dan dengan demikian membawa penurunan pengangguran kronis yang tinggi di kawasan itu," katanya.

Komentar itu muncul setelah pemberontakan Tunisia yang mengakhiri 23 tahun kekuasaan Ben Ali, yang melarikan diri ke Arab Saudi Jumat lalu.

Hawley mengatakan dampak ekonomi dari pemberontakan itu terasa.

"Masih terlalu dini untuk sebuah penilaian dampak ekonomi kerusuhan saat ini," katanya kepada wartawan.

"Tetapi jelas bahwa hal itu telah menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi."

Ia mengutip menteri dalam negeri negara itu yang mengatakan kekerasan dalam beberapa minggu terakhir mungkin telah mengakibatkan perlambatan setara 4,5 persen dari PDB.

IMF sudah lama menekankan tingkat pengangguran Tunisia yang tinggi, 14 persen untuk populasi umum, tetapi dua kali bagi mereka yang di bawah 25 tahun, sebagai masalah utama bagi negara. (A026/A023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011