Perkembangan harga di Jakarta dan kota-kota yang mengelilingi Jakara relatif sama dinamikanya
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat Jakarta kembali mengalami deflasi sebesar 0,06 persen pada September 2021 di tengah pelonggaran PPKM level tiga, setelah pada Agustus 2021 sempat inflasi 0,08 persen.
“Harga agregat barang dan jasa di Jakarta mengalami penurunan 0,06 persen pada September,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Jumat.
Baca juga: BPS: penurunan harga telur ayam picu deflasi pada September 2021
Buyung menambahkan kondisi yang sama juga terjadi di kota-kota penyangga di sekitar Jakarta yang juga mengalami deflasi di antaranya Bekasi sebesar 0,1 persen, Depok (0,07 persen), Kota Bogor (0,1 persen) dan Tangerang (0,07 persen).
“Perkembangan harga di Jakarta dan kota-kota yang mengelilingi Jakara relatif sama dinamikanya,” ucapnya.
Dia mengungkapkan tiga komoditas penyumbang utama deflasi di DKI yakni harga telur ayam ras yang turun 0,06 persen, emas dan perhiasan turun 0,02 persen dan daging ayam ras sebesar 0,03 persen.
“Ketiga komoditi ini merupakan penyumbang deflasi pada September yang cukup besar dibandingkan komoditas yang lain,” imbuhnya.
Baca juga: Harga telur dan daging ayam Jakarta turun karena pasokan melimpah
Sementara itu, jika diamati selama tahun berjalan (year to date/ytd) sejak Januari-September 2021, DKI Jakarta mengalami inflasi 0,59 persen.
Sedangkan jika dibandingkan periode September 2020, DKI mengalami inflasi sebesar 1,14 persen.
BPS DKI sebelumnya mencatat pada Juni 2021, DKI mengalami deflasi minus 0,27 persen dan pada Juli 2021 juga masih minus 0,04 persen.
Baca juga: Sejak awal September harga telur ayam negeri di kawasan Jakbar anjlok
Kemudian pada Agustus 2021 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen setelah selama dua bulan sebelumnya deflasi.
Adanya inflasi saat itu, lanjut dia, mengindikasikan mulai membaiknya ekonomi di Jakarta sejak dilakukan PPKM.
Terjadinya inflasi pada Agustus diperkirakan karena didorong mulai dibukanya secara terbatas operasional mal/pusat perbelanjaan hingga bantuan sosial dan stimulus usaha yang mendorong permintaan barang dan jasa sehingga memicu inflasi.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021