Doha (ANTARA News) - Babak perempat-final Piala Asia akan mulai berputar pada Jum`at (21/1) dengan menampilkan delapan tim yang dilatih oleh delapan pelatih dengan karakter yang berbeda-beda.

Berikut profil pelatih tersebut:

BRUNO METSU (Pelatih Qatar/Warga Perancis)

Dengan rambut coklat panjang bergelombang dan gaya bicara yang blak-blakan, Metsu (56) merupakan pelatih yang paling dikenal dunia jika dibandingkan dengan jajaran pelatih Piala Asia lainnya tahun ini.

Semua itu karena prestasinya yang secara mengejutkan mampu membawa tim Afrika, Senegal, lolos ke babak-perempat final Piala Dunia 2002.

Karir kepelatihannya yang berpindah-pindah telah membawanya melanglang buana dari satu negara Afrika ke negara lainnya, termasuk Timur Tengah sampai akhirnya saat ini ia melatih tim sepak bola Qatar.

Meski gagal membawa Qatar lolos ke Piala Dunia tahun lalu tetapi saat ini Metsu tengah menorehkan namanya dalam sejarah timnas Qatar sebagai pelatih kedua yang berhasil membawa Qatar lolos ke babak delapan besar Piala Asia.

VADIM ABRAMOV (Pelatih Uzbekistan/Warga Uzbekistan)

Abramov sebenarnya baru melatih tim Uzbekistan sejak April tahun lalu menggantikan pelatih terkenal negara itu Mirdjalal Kasimov, tetapi ia dengan cepat dapat meramu sebuah tim tangguh yang akhirnya mampu lolos dari babak penyisihan dengan kemenangan impresif melawan Qatar dan Kuwait dan menahan China 2-2.

"Semua tim yang ada di sini ingin memenangkan turnamen ini. Kami tidak terkecuali, dan saya yakin kami akan mampu untuk menjadi pemenang," katanya.

Dengan gaya yang tenang dan percaya diri, Abramov yang berkumis tebal ini melakukan konfrensi pers dengan suara berat dan meyakinkan.

AFSHIN GHOTBI (Pelatih Iran/Warga Iran)

Ghotbi, pelatih Iran yang lancar berbicara ini, membawa tim Iran menjadi pemuncak Grup D yang notabene diisi oleh tim-tim berkaliber juara seperti Irak, Korea Utara dan UEA.

Iran malah menjadi tim pertama yang lolos ke babak delapan besar dengan mengalahkan semua lawannya, salah satunya musuh bebuyutan mereka, Irak 2-1.

Pelatih 47 tahun yang pernah belajar dan melatih di Amerika Serikat serta mampu berbahasa Inggris dengan fasih ini ternyata di dalam negerinya sendiri memiliki banyak penentang, apalagi ketika ia gagal membawa timnya lolos ke babak kualifikasi Piala Dunia tahun lalu.

Media Iran juga tidak menyukai gayanya yang percaya diri dan saat ini sedang disorot karena rencana kepindahannya ke Jepang untuk melatih salah satu klub J-League pada Februari.

ALBERTO ZACCHERONI (Pelatih Jepang/Warga Italia)

Zaccheroni yang pernah melatih AC Milan diberi tugas untuk mempersiapkan tim Jepang untuk Piala Dunia 2014 dengan misi meraih prestasi yang lebih tinggi dari raihan mereka pada Piala Dunia 2010 dimana mereka berhasil mencapai babak 16 besar.

Federasi Sepak Bola Jepang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencari pengganti Takeshi Okada dari kursi kepelatihan timnas Jepang, dan pilihan akhirnya jatuh pada warga negara Italia berumur 57 tahun ini meskipun diketahui ia masih miskin pengalaman melatih pada level internasional di luar Italia.

Zacheroni belum pernah melatih timnas suatu negara, tetapi catatan kepelatihannya di Italia sangat meyakinkan dimana ia pernah melatih 13 tim sepak bola profesional, beberapa diantaranya adalah Lazio, AC Milan, Inter Milan dan Juventus.

Sewaktu melatih AC Milan ia malah sempat mempersembahkan gelar Scudetto bagi tim tersebut pada 1999.

Sepertinya pilihan FA Jepang untuk menunjuknya sebagai pelatih tidak salah karena tim Jepang berhasil lolos ke babak delapan besar dengan grafik permainan yang meningkat.

ADNAN HAMAD (Pelatih Yordania/Warga Irak)

Pelatih Yordania yang ahli dalam meramu strategi pertandingan ini sebelumnya adalah pelatih timnas Irak.

Pada 2004 ia dipilih sebagai Pelatih Terbaik Asia setelah membawa timnas Irak U-23 menjadi juara ke-empat di Olimpiade Athena, namun kemudian ia harus kehilangan jabatannya itu karena gagal membawa tim Irak lolos babak kualifikasi Piala Dunia 2010.

Di bawah asuhannya timnas Yordania berhasil menjadi runner-up grup B di bawah tim Jepang setelah pada pertandingan pertama mereka hanya memperoleh poin satu hasil imbang dengan tim Samurai Biru itu, dan pada dua pertandingan selanjutnya mereka berhasil mengatasi perlawanan tim Suriah dan Arab Saudi.

HOLGER OSIECK (Pelatih Australia/Warga Jepang)

Media Australia terkejut dengan pemilihan pelatih veteran berkebangsaan Jerman, Holger Osieck, sebagai pengganti Pim Verbeek setelah Piala Dunia Afrika Selatan.

Usut punya usut ternyata Federasi Sepak Bola Australia memilihnya untuk memberi rasa Asia bagi tim Australia.

Tercatat Osieck pernah menukangi tim Jepang, Urawa Reds, yang berhasil menjadi juara Liga Champion Asia 2007.

Pelatih berumur 62 tahun ini pernah menjadi asisten Franz Beckenbauer sewaktu Jerman menjadi juara Piala Dunia 1990, ia juga merupakan pelatih Kanada sewaktu menjuarai turnamen CONCACAF 2000, serta pernah melatih beberapa tim sepak bola profesional lainnya seperti Vancouver Whitecaps Kanada, Bochum Jerman, dan Fenerbahche Turki.

Sejauh ini pilihan FA Australia ini tidak mengecewakan karena ia berhasil menjadikan tim Australia sebagai juara grup C dengan mengungguli tim tangguh Korea Selatan.

CHO KWANG-RAE (Pelatih Korea Selatan/Warga Korea Selatan)

Mantan pemain internasional Korea Selatan ini yang tercatat pernah bermain sebanyak 80 kali bagi negaranya, mengambil-alih kursi kepelatihan timnas Korea Selatan dari Huh Jong-Moo setelah penampilan impresif tim ini di Piala Dunia Afrika Selatan dengan lolos ke babak 16 besar.

Ini adalah jabatan kedua kalinya bagi Cho Kwang-Rae setelah sebelumnya pernah menukangi tim Korea Selatan pada 1992.

Cho terkenal dengan reputasinya memainkan sepak bola menyerang dan sangat senang memainkan pemain-pemain muda berbakat di timnya, suatu pola pembinaan yang nampaknya berjalan lancar karena mereka berhasil melaju ke babak perempat-final untuk menghadapi Iran, dan diunggulkan sebagai calon juara turnamen ini.

WOLFGANG SIDKA (Pelatih Irak/Warga Jerman)

Pelatih berkebangsaan Jerman ini memiliki catatan panjang bekerja untuk tim Timur Tengah, dimana ia sebelumnya pernah menjadi pelatih Bahrain, Qatar dan klub Al Arabi serta Al Gharafa.

Mantan pemain tengah Werder Bremen berumur 56 tahun ini mengikat kontrak dengan timnas Irak pada 2010 dengan tugas berat menyamai sejarah pencapaian timnas Irak di Piala Asia 2007 dimana mereka menjadi juara.

Tetapi mereka akan menghadapi Australia di babak perempat-final nanti, suatu hadangan yang cukup berat dalam misinya membawa Irak mempertahankan gelar juara Piala Asia.(*)

AFP/H-OKS/a032

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011