Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan swasta nasional Mandala Airlines memastikan akan melakukan negosiasi ulang rencana pembelian 25 pesawat Airbus menyusul penghentian operasi untuk sementara maskapai itu sejak 13 Januari 2011 karena kesulitan keuangan.

"Ya, akan kami negosiasikan kembali," kata Presiden Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadin saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pihaknya optimistis mendapatkan investor baru untuk meneruskan rencana bisnis angkutan udara di Indonesia seperti memiliki 10 hingga 25 pesawat Airbus dan melayani kembali rute-rute tradisional yang telah dimiliki maskapai itu.

"Kami berkeyakinan pelanggan loyal kami tetap menantikan Mandala," katanya.

Ditanya apakah sebelum berhenti, pihaknya sudah melaporkan kepada Kementerian Perhubungan, termasuk laporan keuangan setiap tanggal 10, Diono menjelaskan, koordinasi telah dilakukan dengan regulator secara baik.

Ia mengakui, pihaknya telah melaporkan kepada Kemenhub dua hari sebelum penghentian secara lisan, setelah itu disusul dengan laporan tertulis.

"Untuk laporan setiap tanggal 10 itu dilakukan. Tetapi untuk laporan itu memang tidak disebutkan rencana penghentian operasi, karena ini mendadak setelah rapat dengan pemegang saham," jelasnya.

Ia juga mengakui, kondisi makro persaingan dengan penerbangan domestik memang sangat ketat dan Mandala salah menerapkan strategi usaha.

"Kami bermain di pasar low cost carrier (LCC, penerbangan berbiaya murah), tetapi tidak didukung saluran penjualan yang tepat. Selama ini Mandala berjualan tiket melalui agen, sedangkan LCC itu direct sales (penjualan langsung)," katanya.

Hal ini, lanjutnya, semakin diperburuk dengan struktur biaya yang tinggi karena menyewa pesawat mahal sehingga pendapatan yang diraih tidak seimbang dengan pemasukan.

Oleh karena itu, tegasnya, ke depan, manajemen akan mengubah strategi agar bisa bersaing dengan dukungan investor baru.

"Kami sudah berbicara dengan beberapa investor. Semoga dalam waktu 45 hari ke depan sudah ada kepastian investor baru masuk," katanya tanpa bersedia menyebutkan siapa investor dari dalam dan luar negeri yang sudah dan sedang bernegosiasi dengan maskapai itu.
(E008/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011