Jakarta (ANTARA News) - Koalisi partai mendominasi kemenangan pemilu kepala daerah (Pilkada) sepanjang 2010 yakni 158 pemilu dari 210 pilkada, demikian hasil evaluasi Polmark Research Center (PRC).
"Hasil Pilkada 2010 menegaskan, tidak ada partai politik yang bisa dominan memenangkan pilkada, jika tidak berkoalisi," kata Manajer PRC Eko Bambang Subiantoro, di Jakarta, Kamis.
PRC mencatat, posisi kedua yang memperoleh kemenangan pilkada terbanyak adalah Partai Golkar, tanpa koalisi. Golkar berhasil memenangkan Pilkada di 25 daerah.
"Golkar menjadi partai yang paling banyak memenangkan pilkada tanpa koalisi sepanjang 2010," katanya.
Setelah Golkar, PDIP menjadi partai yang mencatat kemenangan dalam pilkada di 14 daerah, tanpa berkoalisi.
Sedangkan di posisi selanjutnya yakni Partai Demokrat yang memenangkan pilkada di 7 daerah, tanpa berkoalisi.
Eko menuturkan, kemenangan Partai Demokrat yang hampir merata di seluruh wilayah pada Pemilu Legislatif 2009, ternyata tidak bisa menjamin kemenangan kandidat yang diusung Partai Demokrat sendiri tanpa koalisi, di Pilkada 2010.
Lebih lanjut ia menjelaskan, hanya satu partai politik berbasis Islam yang menang tanpa koalisi dalam pilkada yakni Partai Kebangkitan Bangsa dalam Pilkada Sidoarjo, Jawa Timur.
Selain itu, PRC juga mengevaluasi tingkat partisipasi masyarakat dalam pilkada. Studi PRC menujukkan partisipasi rata-Rata dalam Pilkada 2010 cukup tinggi, yaitu 67,52 persen.
Tingginya tingkat partisipasi masyarakat ini, dapat berarti dua hal, pertama tumbuhnya kesadaran pemilih untuk menentukan pemimpin daerah mereka dan kedua, keberhasilan penyelenggara pemilihan dalam menyosialisasikan pilkada.
PRC juga memotret Pilkada 2010 telah memunculkan banyak kepala daerah baru dan banyak petahana (incumbent) yang kalah. Dari 210 pilkada yang dilaksanakan, hanya setengah yang berhasil duduk kembali di kursi kepala daerah.
"Gagalnya petahana ini menunjukkan pemilih ingin perubahan yang disebabkan kegagalan petahana selama menjalankan tugasnya," kata Eko.
(H017/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011