"Abrasi yang terjadi di sekitar Desa Cemara Jaya cukup parah karena cukup luas daratan yang tergerus air laut Cemara Jaya," kata Kepala Desa Cemara Jaya Younlim Supardi kepada ANTARA di Karawang, Rabu.
Ia memperkirakan, jika abrasi yang terjadi di sepanjang bibir pantai sekitar Desa Cemara Jaya tidak segera diatasi secara serius, maka sejumlah kampung di sekitar Desa Cemara Jaya berpenduduk 1.500 KK itu akan tenggelam.
Sesuai dengan pengamatan selama beberapa tahun terakhir, abrasi yang terjadi di desa itu cukup parah. Bahkan, abrasi di daerah tersebut sudah menggerus sejumlah areal perkebunan, tambak ikan, jalan raya dan pemukiman penduduk.
"Laju abrasi di sepanjang bibir pantai Desa Cemara Jaya mencapai sekitar 5 sampai 10 meter per tahun. Akibatnya, saat ini bibir pantai sudah sangat dekat dengan pemukiman penduduk dan jalan raya di sekitar Desa Cemara Jaya," kata dia.
Dikatakannya, akibat abrasi yang terjadi di sekitar Desa Cemara Jaya, daratan yang tergerus air laut diperkirakan sudah mencapai 10 kilometer.
Ia mengaku sudah sering mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah daerah setempat, tetapi pengajuan bantuan itu belum ada yang terpenuhi. Bahkan, sejak tiga kali pergantian kepala daerah setempat, belum ada pengajuan bantuan untuk mengantisipasi abrasi yang terpenuhi.
Atas hal itu, pemerintah desa setempat hanya mengantisipasi abrasi dengan memasang turab (pemecah gelombang) secara swadaya masyarakat.
Pemasangan turab secara swadaya itu dilakukan dengan memasang bambu disepanjang bibir pantai dan memasang karung berisi pasir di sepanjang bibir pantai.
(KR-MAK/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011