Merauke (ANTARA) - Bobie Valentinus Gunawan memukau dewan juri dengan torehan skor 9.71 di nomor taolu taiji quan putra demi memboyong medali emas wushu pertama bagi Jawa Timur di PON XX Papua, Merauke, Kamis.
Melakukan eksekusi jurus taiji tangan kosong dan pendaratan yang cukup sempurna, Bobie yang juga atlet pelatnas itu memperoleh nilai tertinggi hari ini yang diakumulasikan dengan skor 9.70 yang ia raih di nomor taiji jian pada hari sebelumnya.
"Dari awal saya tidak ada ekspektasi, hanya ingin main terbaik, hasil terserah sama yang Di Atas," kata Bobie saat ditemui setelah pertandingan di GOR Futsal KONI, Merauke, Kamis.
"Saya latihan sudah maksimal, ya saya kasih yang maksimal juga," tambahnya.
Baca juga: Tim wushu Jatim targetkan lima medali emas di PON Papua
Dua atlet Sumatera Utara, Nicholas dan Fredy, berhak atas medali perak dan perunggu nomor kombinasi pedang dan tangan kosong.
Nicholas meraup poin 9.57 di taiji quan dan 9.55 di taiji jian, menyalip akumulasi poin Fredy yang tampil sedikit jeblok di tangan kosong dengan 9.31 setelah sebelumnya mengantongi 9.65 ketika bermain pedang di taiji jian.
Sebelumnya, DKI Jakarta menyapu bersih dua medali emas yang diperebutkan pada hari pertama cabang olahraga wushu nomor taolu.
Atlet pelatnas Edgar Xavier Marvelo membuka keran medali tim wushu DKI Jakarta di PON XX Papua setelah tampil dengan nilai terbaik di nomor taolu chang quan.
Emas kedua DKI dipersembahkan oleh Nandira Mauriskha yang tampil terbaik di nomor taolu chang quan putri.
Baca juga: Edgar Xavier buka keran medali tim wushu DKI Jakarta
Baca juga: Nandira Mauriskha boyong emas wushu kedua untuk DKI Jakarta
Wushu menjadi cabang olahraga yang pertama kali dipertandingkan di Merauke, yang bakal menggelar juga pertandingan sepak bola putri, anggar, gulat, catur dan bermotor.
Cabang olahraga wushu digelar dari 29 September hingga 3 Oktober dengan memperebutkan 23 medali emas dari nomor taolu (seni jurus) dan sanda (tanding).
Baca juga: Wushu hari kedua perebutkan dua emas taolu kombinasi
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021