Dua warga sipil terkena tembakan polisi karena tidak mengindahkan tembakan peringatan sebelumnya. Polisi terpaksa menembak ke arah kaki karena pelaku bentrok terus melakukan serangan.
Sementara dua korban warga sipil lainnya, masing-masing terkena busur panah di paha kaki dan tangan. Saat ini korban sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat.
Wakapolres Palu, Kompol Yudi Gunawan, saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, seorang anggotanya terkena busur panah di lengan kiri. Busur itu diduga kuat berasal seorang pelaku bentrok.
"Korban berusaha menangkis busur panah ke arah wajah sehingga busur itu menancap di tangannya," tutur Wakapolres Yudi.
Dia menuturkan sebanyak lima peleton atau sekitar 180 personel polisi saat ini masih bersiaga di lokasi bentrok guna mengantisipasi bentrok susulan.
Bentrok pada Rabu pagi sekitar pukul 04.00 Wita itu merupakan bentrok susulan dari kejadian serupa pada Sabtu (15/1).
Wakapolres Yudi mengaku belum mengetahui persis penyebab bentrok tersebut.Informasi yang dihimpun dari masyarakat menyebutkan bentrok itu dipicu dari komentar-komentar di facebook yang bersifat provokatif.
Ada juga yang menuturkan bentrok itu terjadi karena seorang pemuda melempari pemuda lainnya saat sedang berkumpul karena ada acara.
Bentrok tersebut melibatkan pemuda dari jalan Darussalam dan kelompok dari jalan Anoa yang dibatasi sebuah sungai selebar dua meter.
Wakapolres mengimbau warga jangan mudah terpancing dengan isu-isu yang bersifat provokatif."Mari kita jaga keamanan dan ketertiban bersama-sama," katanya.
(R026/S019/A038)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011