Dikutip dari Reuters, Kamis, contoh konten yang tidak akan diizinkan YouTube termasuk klaim bahwa vaksin flu menyebabkan infertilitas. Selain itu, YouTube juga melarang konten yang menyebut bahwa suntikan MMR yang melindungi dari campak, gondok, dan rubella, dapat menyebabkan autisme.
YouTube juga melarang saluran yang terkait dengan beberapa aktivis anti vaksin terkemuka termasuk Robert F. Kennedy Jr. dan Joseph Mercola.
Langkah tersebut dilakukan ketika YouTube dan perusahaan teknologi besar lainnya seperti Facebook dan Twitter menuai kritik karena kebijakan mereka dianggap tak cukup untuk menghentikan penyebaran informasi kesehatan palsu.
Pada Selasa, (28/9) waktu setempat, saluran berbahasa Jerman yang didukung Rusia dihapus oleh YouTube karena dianggap telah melanggar kebijakan tentang informasi yang salah terhadap COVID-19.
Kemudian pada Rabu, Rusia menyebut langkah tersebut merupakan agresi informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengancam akan memblokir YouTube.
Baca juga: Rusia ancam blokir YouTube setelah saluran RT berbahasa Jerman dihapus
Baca juga: YouTube uji coba unduh video di komputer
Baca juga: Google umumkan alami peningkatan pengguna premium di YouTube
Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021