“Sehingga, sektor ini nantinya bisa menjadi sektor lokomotif yang mendorong upaya perlindungan pelestarian alam dan warisan budaya dengan konsep planet, people (manusia), dan prosperity (kesejahteraan), agar bisa dinikmati oleh generasi masa depan," ujar dia secara virtual dalam keterangan pers.
Saat ini, lanjutnya, 34 juta masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan perekonomian di sektor pariwisata.
Ia menilai langkah yang lebih inovatif, adaptif, dan kolaboratif perlu diterapkan untuk mengoptimalkan pariwisata berkelanjutan.
Juga, seluruh masyakarat Indonesia diharapkan merasakan dampak positif dari sektor pariwisata. Hal ini sesuai dengan tema Hari Pariwisata Dunia yang jatuh pada 27 September 2021 yaitu “Pariwisata untuk Semua”.
Menparekraf menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah menyatakan pembangunan pariwisata nasional fokus pada pembangunan pariwisata berkelanjutan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, diversifikasi produk dan layanan, kepuasan, pengalaman, dan adopsi teknologi.
“Sejalan dengan itu, sebagai bentuk program konkret dari sustainable tourism development (pembangunan pariwisata berkelanjutan), Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) telah membentuk Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia. Dewan ini terdiri dari orang-orang berpengalaman yang mewakili setiap pemangku kepentingan," terangnya.
Dewan ini disebut beranggotakan tokoh-tokoh pariwisata nasional seperti Mari Elka Pangestu dan almarhum I Gede Ardika yang berfungsi menjalankan beberapa tugas strategis dalam upaya optimalisasi pariwisata berkelanjutan di masa pandemi dan pascapandemi COVID-19.
Tugas tersebut antara lain memberikan arah kebijakan, advokasi pemikiran, mendorong penerapan kode etik kepariwisataan, kontrol dan monitoring kualitas pariwisata, fasilitasi sertifikasi pariwisata berkelanjutan, serta memberikan evaluasi dan rekomendasi pembangunan pariwisata berkelanjutan di setiap pilar kepariwisataan.
"Tren pariwisata yang dipicu oleh pandemi ini menuju ke arah personalized yang berkaitan dengan pengalaman dan kenangan, localized atau memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Lalu, customized atau wisata minat khusus, dan smaller in size yang mengedepankan kualitas (wisatawan), bukan kuantitas" tutur dia.
Baca juga: Menparekraf ajak seluruh pihak jaga prokes demi kebangkitan pariwisata
Baca juga: Sandiaga: Bali siap untuk uji coba pembukaan pariwisata
Baca juga: Menparekraf dorong pengembangan subsektor seni pertunjukan di Gianyar
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021