"Bayi tersebut tiba di sini pada Senin (17/1) malam," kata Direktur Pelayanan Medik RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. Bambang Sudarmanto di Semarang, Selasa.
Menurut dia, bayi tersebut saat ini tengah dirawat intensif di Bangsal Bayi Berisiko Tinggi dan masih dilakukan diagnosis untuk menentukan penanganan selanjutnya.
Bayi kembar siam anak pasangan Tatang (25) dan Haryanti (23) itu, lanjut Bambang, mengalami kelainan dalam proses pembentukannya sehingga mengalami "abdominopagus" (dempet di perut).
"Bayi kembar siam itu berlingkar pagus 18 centimeter dan diameter sembilan cm. Tim medis yang menangani ada empat bagian, yakni praoperasi, operasi, pascaoperasi, dan rehabilitasi," katanya.
Terkait operasi pemisahan bayi, para dokter masih berupaya menaikkan berat badan bayi agar memenuhi persyaratan menjalani operasi.
Kepala Bagian Bayi Beresiko Tinggi RSUP dr Kariadi Semarang, dr Muhammad Sholeh Khosim menambahkan, penanganan kasus bayi kembar siam bukanlah hal yang mudah.
"Perlu penanganan secara teliti dan menuju operasi pemisahan tidak perlu terburu-buru. Harus mencari situasi yang optimal untuk melakukan penanganan terhadap si pasien," katanya.
Setidaknya membutuhkan waktu sekitar enam hingga 12 bulan untuk penanganan hingga operasi, sebab banyak proses pemeriksaan yang harus dilakukan.
Kalau pun operasi pemisahan harus segera dilakukan, kata dia, hanya untuk saat tertentu dan mendesak, misalnya bayi berwarna kebiruan, mengalami sesak nafas, dan shock.
Ia menegaskan, keselamatan pasien menjadi komponen utama dokter dalam melakukan operasi, dan pascaoperasi pasien diharapkan bisa mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara baik.
"Sayangnya, ibu bayi ini masih berada di Purwokerto untuk memulihkan kondisi usai melahirkan sehingga belum bisa memberikan air susu ibu (ASI) bagi anaknya tersebut," katanya.
Sebab, kata Sholeh, ASI sangat penting untuk nutrisi si bayi dan makanan untuk bayi seumuran itu memang baru ASI, semoga ibu si bayi bisa segera datang untuk menyusui anaknya.
Bayi kembar siam itu lahir di RS Emanuel Klampok Banjarnegara melalui operasi caesar pada 10 Januari 2010. Empat hari kemudian, bayi itu dipindahkan ke RSUD dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
Akhirnya, bayi kembar siam itu dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang pada 17 Januari 2010 dengan berat badan 3,4 kilogram dan panjang 45 cm, bayi satunya memiliki berat sama dan panjang 44 cm.
(KR-ZLS/A035/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011