Megawati mengatakan hal itu saat peresmian patung Sang Proklamator di polder Stasiun Tawang, Area Kota Lama, Semarang, secara virtual, Rabu.
Putri sulung Bung Karno itu tak bisa menyembunyikan rasa haru atas peresmian patung Bung Karno.
"Memang betul beliau bapak biologis saya. Tetapi beliau juga bapak ideologis saya sebagai warga bangsa," kata Megawati yang mewakili keluarga besar Bung Karno ketika prosesi peresmian yang berlangsung secara hybrid.
Baca juga: PDIP apresiasi PT KAI bangun patung Soekarno
Megawati mengingat bahwa Bung Karno pernah menyatakan bahwa pahlawan yang sesungguhnya tak menginginkan pujian atas jasa-jasanya.
Intinya, dia berharap agar patung Bung Karno adalah sebagai warisan, tak sekadar patung, namun pengetahuan akan jasa sang pahlawan harus diketahui dan terus dihidupi.
"Kita tahu bunga mawar menyebarkan baunya tanpa menyebut-nyebut namanya, tapi harum semerbak. Oleh sebab itu bangsa yang tahu menghargai pahlawannya itulah yang bisa menjadi bangsa yang besar. Karena itu jangan lupa sejarah dan hargailah pahlawan kita," katanya dalam siaran persnya.
Presiden Kelima RI ini juga mengingatkan bahwa keberadaan patung Bung Karno dan Taman Makam Pahlawan (TMP) yang banyak tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, adalah sebagai pengingat dan sekaligus bukti bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil pemberian penjajah. Namun benar-benar merupakan hasil kerja keras serta perjuangan para pahlawan bangsa.
Baca juga: PDIP peringati pidato Soekarno di Markas PBB
Megawati juga menceritakan sejarah hidup Soekarno dan para bapak bangsa lainnya dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang membiayai pembangunan patung tersebut.
Pada awal tahun 1946, kereta api lah yang membawa rombongan Soekarno dan pemimpin bangsa kala itu untuk hijrah ke Yogyakarta di tengah teror dari pasukan penjajah.
Selain itu, Bung Karno juga pernah menjadi pegawai di perusahaan kereta api yang dulu masih dikuasai Belanda.
Bahkan, lanjut Megawati, peranan pegawai kereta api dalam kancah republik disampaikan Bung Karno dalam sebuah pantun. Disampaikan saat perayaan dwidasawarsa Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) pada 28 September 1965.
"Bunyinya adalah
Siapa bilang saya dari Tegal
Saya dari Majalengka
Siapa bilang revolusi kita gagal
Sebab kita punya PNKA," ujar Megawati.
Mewakili keluarga, Megawati menyampaikan rasa terima kasih yang besar terhadap PT KAI yang telah membangunkan patung Bung Karno itu.
"Sekali lagi terima kasih banyak dan saya mengucapkan bismillahirohmanirohim, maka peresmian patung Ir Soekarno di polder stasiun Tawang Semarang, resmi dibuka," kata Megawati sambil menekan tombol secara virtual.
Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, dengan didampingi Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah.
Keluarga besar Bung Karno lainnya hadir secara virtual dari tempatnya masing-masing. Termasuk Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo dan Ketua DPR Puan Maharani.
Selain itu, hadir juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang 'Pacul' Wuryanto, dan pengurus PDIP lainnya.
Pihak PT KAI pun hadir. Di antaranya Komisaris Utama PT KAI KH Said Siradj, Dirut PT KAI Didiek Hartyanto dan mantan Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.
Patung itu sendiri dibuat oleh seniman Ketut Winata. Megawati mengekspresikan rasa penasarannya ingin melihat wujud patung Bung Karno itu.
Baca juga: Ali Mazi: Patung Bung Karno bangkitkan semangat membangun Sultra
Baca juga: Megawati mengisahkan saat Bung Karno naik kuda jinak
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021