target pengurangan produksi sampah di Jakarta Selatan dapat terealisasi apabila semua elemen warga bergerak melakukan terobosan pemilahan sampah

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan (Jaksel) menargetkan dapat mengurangi produksi sampah sampai 300 ton per hari dari total produksi sampah yang kini mencapai 1.500 ton per hari.

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji menyampaikan dari 1.500 ton produksi sampah setiap harinya sekitar 60 persen merupakan sampah organik.

"Target itu harus dikeroyok bersama melalui upaya pengurangan sampah dari sumber. Kita masih di bawah 7 sampai 10 ton per hari," kata Isnawa Adji di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Masker bekas pakai pun sampai Teluk Jakarta

Isnawa menuturkan sejumlah upaya yang tengah digalakkan saat ini adalah dengan program "Ayo Menabung Sampah" melalui bank sampah.

Tidak hanya itu, Isnawa juga mengajak warga untuk menggiatkan pengelolaan sampah melalui "eco enzime" sebagai alternatif menekan produksi sampah organik dari rumah tangga.

"Upayanya ya bikin gerakan bank sampah menabung dengan sampah. Membuat "eco enzim", memanfaatkan maggot, dan tidak memakai kantong kresek," katanya.

Baca juga: Pembangunan FPSA Skala Mikro jadi solusi persoalan sampah DKI Jakarta

Lebih jauh Isnawa berharap dengan gerakan itu, tidak hanya bermanfaat mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, namun juga menambah penghasilan rumah tangga.

Dia pun optimistis target pengurangan produksi sampah di Jakarta Selatan dapat terealisasi apabila semua elemen warga bergerak melakukan terobosan pemilahan sampah.

"Asal semua bergerak, RT/RW, PKK pasar, ritel, dan bank-bank sampah. Dalam RPJMD itu pengurangan sampah tiap kota/kab di Indonesia harus bisa dikurangi 20-30 persen per hari," ungkapnya.

Baca juga: Gundukan sampah Bantar Gebang sudah 50 m, butuh peran masyarakat

Sebelumnya, pihaknya mengajak warga Kelurahan Petogogan menyukseskan gerakan "Ayo Menabung Sampah" yang diinisiasi Bank BNI Wilayah 10 Jakarta guna memanfaatkan sampah secara berkelanjutan.

Menurut dia, saat ini sampah anorganik dapat dioptimalkan agar dapat menghasilkan nilai ekonomi sehingga berdampak pada rumah tangga.

"Jadi ini bagian dari upaya mengurangi sampah, tidak semua sampah harus dibuang ke Bantargebang jadi sampah punya nilai ekonomis dan tabungan sampah menjadi berkah," ujarnya.

Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021