Kupang (ANTARA News) - Banjir dan tanah longsor dilaporkan melanda wilayah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin (17/1) malam menyusul hujan deras mengguyur wilayah itu.
Dalam peristiwa itu, sejumlah ruas jalan provinsi yang menghubungkan beberapa daerah seperti Wahang-Tawui, Kananggar-Nggongi dan Praimbana-Muhu, terputus total, kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTT, Yosef Lewa, di Kupang, Selasa.
"Kami baru saja menerima laporan dari Pemerintah Kabupaten Sumba Timur bahwa ada banjir dan tanah longsor. Beberapa wilayah seperti Mahu, Pinupahar dan Nggongi terisolasi karena jalan yang menghubungkan wilayah-wilayah itu terputus," katanya.
Hujan angin yang terjadi di Sumba Timur dalam sepekan terakhir juga telah mengakibatkan belasan rumah penduduk, rumah ibadah, kantor desa dan puskesmas rusak berat, katanya.
Hanya saja, belum ada laporan rinci mengenai besarnya kerugian akibat bencana tersebut, katanya.
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Sumba Timur, Marthen Kilimandu secara terpisah menjelaskan, bencana tersebut menyebabkan tiga ruas jalan rata terputus.
Di Luku Hawu, Desa Wahang, Kecamatan Pinupahar, jalan sepanjang 10 meter tertimbun tanah longsor yang menyebabkan akses ke Tawui, Kecamatan Pinupahar terputus.
Ruas jalan lain adalah di Kalangga, Desa Tadulajangga, Kecamatan Karera, longsor sepanjang 78 meter akibat meluapnya aliran Sungai Kabundu Puala. Longsoran tersebut menyebabkan akses dari Paberiwai-Karera putus, dan Nggongi, ibukota Kecamatan Karera menjadi terisolasi.
Untuk menjangkau Nggongi harus melalui Tabundung dengan jarak tempuh yang cukup jauh. "Kalau terpaksa, kendaraan di lintasan Waingapu-Nggongi harus menggunakan sistem tukar penumpang," katanya.
Meluapnya aliran Sungai Kabundu Puala di Kalangga, Desa Tadulajangga juga mengakibatkan saluran irigasi sepanjang 78 meter dari sungai tersebut jebol, jaringan distribusi air minum putus setelah 15 pipa induk tergerus banjir.
Ini belum termasuk tanaman milik petani yang hancur akibat meluapnya Sungai Kabundu Puala itu.
Data ini, kata dia, belum termasuk kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah selatan Sumba Timur pekan lalu yang mengakibatkan belasan rumah penduduk, rumah ibadah dan bangunan pemerintah di Kecamatan Karena dan Kecamatan Ngadungala rusak berat.
(B017/P004/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011