"Kita semua berharap, ke depan masalah pendidikan ini mendapatkan perhatian lebih besar dan yang mendapatkan porsi nantinya tidak hanya yang sudah sekolah, tetapi yang tidak bersekolah ini bagaimana penanganannya."
Malang (ANTARA News) - Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, Ph.D mengemukakan bahwa perhatian pemerintah dan masyarakat luas terhadap dunia pendidikan sekarang ini masih sebatas pidato dan retorika semata.
"Perhatian kita pada pendidikan memang baru sebatas pidato, tulisan dan retorika saja, belum menyentuh pada hal-hal yang substansial. Masalah pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun masyarakat luas," tegasnya usai sosialisasi terkait Gerakan Indonesia Mengajar di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Selasa.
Bahkan, lanjutnya, kecenderungan masyarakat dan pemerintah pun hanya tertuju pada anak-anak yang sekolah (sedang menempuh pendidikan), sedangkan anak-anak yang tidak sekolah dan tidak tertampung di jenjang lebih tinggi ini belum terpikirkan seperti mereka yang sekolah.
Selain itu, katanya, ketidakseimbangan distribusi guru, baik secara kuantitas maupun kualitas serta angka ideal perbandingan antara jumlah siswa dan guru juga masih perlu perhatian lebih.
Tingkat kesejahteraan guru secara keseluruhan, katanya, juga masih belum memadai.Memang banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pendidikan di Tanah Air.
Menjawab berbagai persoalan itu, kata Ketua Gerakan Indonesia Mengajar itu, pihaknya terus berupaya agar ketidakseimbangan tersebut bisa diminimalkan dengan merekrut pengajar-pengajar muda yang mau ditempatkan di daerah terpencil (pelosok).
"Dengan menempatkan para pengajar muda di daerah-daerah terpencil ini diharapkan bisa menginspirasi sekaligus mendorong pemerintah daerah (pemda) setempat mencari terobosan dan lebih perhatian terhadap pendidikan," ujarnya menambahkan.
Menurut dia, para pengajar muda tersebut melakukan tugasnya hanya selama satu tahun. Setelah masa "kontraknya" berakhir, mereka ditawari untuk melanjutkan sebagai pengajar muda dan ditempatkan di lokasi berbeda atau meniti karier di tempat lain.
Pada tahap awal (rintisan), kata Anies, Indonesia Mengajar sudah menempatkan sekitar 50 pengajar muda di berbagai daerah pelosok di Tanah Air, seperti di Kabupaten Bengkalis (Riau), Kabupaten Tulang Bawang Barat (Lampung), Kabupaten Paser (Kaltim), Kabupaten Majene (Sulawesi Barat), dan Kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara).
"Kita semua berharap, ke depan masalah pendidikan ini mendapatkan perhatian lebih besar dan yang mendapatkan porsi nantinya tidak hanya yang sudah sekolah, tetapi yang tidak bersekolah ini bagaimana penanganannya," tegas Anies.
(E009/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011