Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menyiapkan dua opsi pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), yaitu menjadikannya sebagai BUMN baru, ataupun menjadi anak perusahaan BUMN.
"Kita sedang melakukan berbagai persiapan untuk mengelola Inalum, setelah beralih ke tangan pemerintah Indonesia," kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Menurut Mustafa, realisasi pengelolaan Inalum masih dalam kajian Tim Negosiasi Inalum yang sudah terbentuk pada November 2010, yang diketuai Menteri Perindustrian.
"Kami tinggal menunggu undangan dari Pak Hidayat, untuk selanjutnya membicarakan opsi pengambialihan dan pengelolaannya," kata Mustafa. Pak Hidayat yang dimaksudnya adalah Menteri Perindustrian.
Jepang sekarang menguasai 58,9 persen saham Inalum melalui Nippon Asahan Alumminium (NAA).
Sementara, pemerintah Indonesia hanya memiliki 41,1 persen. Adapun masa berlaku build, operate and transfer (BOT) Inalum akan berakhir 2013.
Sesuai kontrak, tiga tahun sebelum masa berlaku BOT habis, kedua pihak harus telah melakukan negosiasi apakah memperpanjang kontrak atau tidak.
Pihak Jepang melalui Nippon Asahan Alumminium (NAA) menguasai 58,9 persen saham Inalum, dan 41,1 persen milik pemerintah Indonesia.
Adapun saham NAA dikuasai 50 persen oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan 50 persen milik swasta Jepang.
"Umurnya kontrak sampai 2013. Selang waktu itu kita (pemerintah) terus melakukan persiapan-pesiapan pengambilalihan yang didasarkan pada kemampuan keuangan dan bagaimana pengelolaannya," ujar Mustafa.
Ia melanjutkan, dari sisi pendanaan bisa saja diserahkan kepada BUMN karena sejumlah perusahaan milik negara sangat mampu untuk membiayai pengambilalihan tersebut.
"Saya kira optimistis BUMN bisa mendanai sekaligus mengelola Inalum ke depan. Pendanaan dari BUMN agar tidak mengganggu alokasi APBN," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan dana yang dibutuhkan untuk pengambilalihan 58,87 persen saham Inalum berkisar 700 hingga 800 juta dolar AS.
"BUMN siap membiayai itu. Bisa saja diserahkan kepada satu BUMN atau diperoleh melalui konsorsium BUMN. Dengan begitu tidak akan memberatkan ABPN," ujarnya.
Sebelumya, Mustafa menyebutkan sejumlah BUMN yang akan dilibatkan mengambilalih Inalum yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Danareksa Sekuritas dan PT Bahana Securities, dan PT Aneka Tambang.
(T.R017/B008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011